"Eughh"Leguhan kecil itu berasal dari mulut remaja SMA yang sudah bisa di katakan dewasa itu.
Samudra Putra Randanu yang kerap disapa Randa dia berusia 17 tahun dan sekarang dia masih duduk di bangku kelas XII SMA.
Randa punya 4 abang dan 2 adik hal itu sangat ribet mungkin untuk dijelaskan.
Randa sendiri adalah anak yang periang dan suka tersenyum namun sifat julidnya itu lho yang bikin gemes.
Ditambah lagi badannya yang cukup berisi menambah kegemoyan seorang Randanu.
"Eh Ran udah bangun"ujar Hessa saat melihat adiknya-Randa-sudah membuka manik indahnya.
Ransa merasa sedikit pusing dan juga lemas di sana tepatnya di puskesmas dekat rumah Randa dan Hessa sekarang berada.
Tangannya tertusuk jarum infus membuat Randa sekarang menyadari bahwa dia ada di Puskesmas.
"Gue kenapa bang.?"tanya Randa."Kata bu dokter lo dehidrasi sama syok ringan"ujar Hessa sembari mendekat ke arah Randa.
"Oh..kirain tadi parah"guam Randa.
"Ya jangan sampe dong dek Syukur cuman sakit ringan doang"ujar Hessa lalu mengelus tangan putih milik Randa.
"Kalo parah juga ga papa bang biar gue bisa di jadikan spesial kaya Nizam"cibir Randa.
"Mana ada pula kaya gitu dek semuanya sama dimata abang"jelas Hessa.
"Em gue tau kok"sahut Randa.
"Ayo pulang bang sekarang"lanjutnya."Kita tunggu infus nya abis ya"titah Hessa sambil mengambil makanan untuk Sunoo.
"Yah..lama lagi ya"keluh Randa.
"Enggak kok sekar adek makan dulu abis itu baru kita pulang"ujar Hessa.
"Ga mau pahit"tolak Randa mungkin mulutnya terasa pahit saat ini.
"Dikit aja ya biar ke isi perutnya"bujuk si abang.
"Oke tapi jangan paksa ya"ujar Randa.
"Iya sebisanya aja"ujar Hessa pasrah.
Sementara itu di rumah 5 orang lelaki sedang sibuk bersiap untuk rutin sehari-hari mereka.
"Bang biar gue aja"ujar Lutfi membuat Adam yang merasa di panggil langsung menoleh ke arahnya.
"Udah mau kelar kok gue aja"tolak Adam dengan lembut.
"Oh yaudah"ujar Lutfi. Nih sebenernya niat bantuin atau cuma basa-basi doang sih.?
"Bang Jean cepetan mandinya lama banget sih lo kaya cewek"Kesal Arkan karena sejak 20 menit lalu Jean yang terkenal gentleman itu belum juga keluar dari kamar mandi.
"Sabar ya Ar lo tau sendiri bang Jean giman"ujar Lutfi yang duduk di lantai dapur.
"Iya tau bang tapi ini udah 20 menit lho"jelas Arkan.
"Fi panggil Nizam gih suruh makan dulu"titah Jake pada Lutfi.
Tanpa menjawab Lutfi langsung melangkah pergi.Di dalam kamar Nizam tengah asik dengan lamunannya.
Tebak Nizam mikir apa.?"Dek makan yuk"ujar Lutfi dari balik pintu.
"Iya bang bentar"sahut Nizam dari dalam.
Lutfi mencoba membuka pintu untuk masuk dan melihat kedalam.
"Ngelamunin apa sih dek.?senyum-senyum gitu adek punya pacar.?"tanya Lutfi"Manalah mungkin adek punya pacar bang..ini kemaren tuh adek seneng banget soalnya ada yang ngasi ini"Jawab Nizam sambil menunjuk lembaran uang di atas meja kecil itu.
"Siapa yang kasi duit.?Adek ga minta kan.?"tanya Lutfi penasaran.
"Ya enggalah bang ini dikasi om Jian temennya dokter Bahari"Jelas si bungsu.
"Bagus deh, jangan pernah minta apapun apalagi sama orang yang ga dikenal takutnya nanti adik Abang yang imut ini malah diculik"ujar Lutfi
"Nizam seneng banget bang om Jian baik banget ke Nizam jadi kerasa kaya punya ayah"ujar Nizam.
"Adek boleh aja seneng tapi tetap diingat ya jangan terlalu berharap nanti adek malah kecewa"Saran Lutfi.
"Iya bang"ujar Nizam patuh.
Di balas oleh decak gemas Lutfi yang kemudian mengacak rambut adiknya itu.
"Wih wih ngomongin apa nih"ujar Jean yang baru saja selesai mandi.
"Kepo"sahut Lutfi.
"Em main rahasia-rahasiaan nih sekarang"ujar Jean sambil memicingkan matanya.
"Gak penting kok bang"ujar Nizam kemudian bangkit dari duduknya dan berlalu keluar kamar menuju kamar mandi.
"Adek gue lagaknya udah kaya orang gede"ujar Jean.
"Emang udah gede kali bang"sahut Lutfi kemudian ikut meninggalkan Jean yang hendak berganti pakaian.
Jean mengangkat bahunya acuh.
"Ingat Nizam dia om Jian bukan ayah kamu"ujar Nizam dalam hati.
Hai semuanya.!Ara up lagi nih.
Sudah lihat kah.?
Connect🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for Family
FanfictionKeluarga yang utuh dan harmonis adalah idaman setiap orang begitu juga dengan Nizam dan ke-6 saudaranya yang lain. Bagaimana perjalanan Nizam dalam membangun keutuhan dalam keluarganya.? Akankah usahanya berhasil atau malah hanya jadi sia-sia.? "Niz...