07 - Sekolah

2.6K 198 16
                                    

Malamnya tepat selesai sholat Magrib Zidan dan Fara turun untuk makan malam bersama.

"M-mas tunggu disitu, b-biar Fara aja yang m-masakin," ucap Fara sambil terbata-bata.

Zidan menolah, ia mengangkat satu alisnya. Ia mencekal tangan Fara yang hendak pergi, di angkatnya dagu Fara dan ditatapnya manis mata sang istri.

"Masih malu?" tanya Zidan. Fara tak menjawab, ia menundukkan kepalanya lagi.

"Sayang jangan natap lantai terus. Mas disini, tatap mata mas jangan tatap lantai." ucap Zidan. Dengan memaksa akhirnya Fara menatap mata coklat terang milik suaminya.

"Kenapa masih malu hm?" tanya Zidan. Fara tak menjawab.

"Mas itu suami kamu, tak seharusnya kamu malu sampai gamau dekat sama mas. Mas tau dan mas senang kamu menjunjung tinggi rasa malu kamu, tapi mas gak suka kalau kamu masih malu sama mas. Ini mas, suami kamu bukan orang lain." ucap Zidan. Fara menunduk lagi, Zidan yang melihat itupun mengangkat wajah Fara dan menatap manik coklat gelap milik sang istri.

"Mas tau kamu butuh waktu buat nerima ini semua, tapi mas mohon ya biasakan untuk gak malu sama mas. Mas tau ini butuh waktu tapi kalau kamu gak membiasakan dari sekarang maka waktu itu tidak akan datang," lanjut Zidan. Lagi lagi Fara menunduk. Zidan memegang pundak Fara dan mengecup sekilas kening sang istri.

"Dibiasakan ya cantik," ucap Zidan. Selepasnya ia berjalan ke ruang keluarga.

Fara mencerna semua ucapan Zidan, ia merasa bersalah kepada suaminya. Tak seharusnya ia malu seperti ini kepada suaminya.

"Aku harus bisa," batin Fara.

Fara berjalan kedapur dan memulai ritual memasak. Setelah setengah jam bergulat akhirnya masakan nya sudah tersaji sempurna dimeja makan.

Ia berjalan menuju ruang keluarga untuk memanggil sang suami.

"Mas? Makanannya sudah jadi," ucap Fara.

Zidan menangguk dan menggandeng tangan sang istri untuk berjalan ke meja makan. Mereka memakan makanannya dengan khitmad.

°°°

Selepas sholat isya' , Zidan dan Fara terpisah. Fara yang di kamar sedang bergulat dengan materi dan Zidan yang tengah asik dengan layar handphone nya.

Setelah satu jam belajar, Fara merasa bosan, ia keluar kamar dan melihat sang suami yang berada di ruang tengah sembari memainkan handphone nya.

Seulas senyum terlukir indah dibibir ranum gadis tersebut, ia turun dan duduk di samping Zidan. Di peluknya tubuh sang suami dari samping, Fara bisa merasakan bau mint dari tubuh suaminya.

Zidan yang merasakan pelukan mendadak lantas terkejut, ia membalas pelukan dari sang istri kecilnya itu.

"Mau minta apa hm?" tanya Zidan. Fara menggeleng, ia semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Zidan.

"Besok sekolah?" tanya Zidan sembari mengelus surai sang istri. Fara mengangguk.

"Mau mas antar?" tanya Zidan. Fara tak menjawab, ia mendongak dan menatap manik coklat terang milik sang suami.

"Kenapa hm?" tanya Zidan. Ia membalas tatapan Fara dengan tulus.

"Kalau Fara hamil gimana?" tanya Fara.

"Kamu sudah ridho loh dek, kalau kamu ragu maka kewajiban kamu gak akan berkah." jawab Zidan.

"Bukan gitu, Fara ridho, Fara ikhlas. Tapi nanti sekolah Fara gimana?" tanya Fara sambil menatap Zidan sendu.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang