10 - Sebenarnya

2.3K 186 1
                                    

Selepas dari Caffe, kini Zidan dan Fara tengah berada di ruang tengah dengan Fara yang berada di pelukan Zidan. Zidan tak keberatan, malah ia dengan senang hati membalas pelukannya dan mengelus rambut Fara dengan sayang.

"Kamu kenapa dari kemarin manja banget sih hm?" tanya Zidan dengan pandangan tak berpaling dari televisi dan tangan yang masih setia mengelus rambut Fara.

"Kan katanya gak boleh malu-malu sama mas, jadi dari pada Fara malu mending Fara manja aja biar gak malu-malu." jawab Fara sambil mendongakkan kepalanya. Zidan tersenyum mendengar nya.

"Pinter banget, istri siapa sih ini." gemas Zidan. Ia mencium pipi Fara berkali-kali.

Fara yang kegelian pun tertawa terbahak-bahak, Zidan yang mendengar tawa Fara dengan semangat makin gencar mengecupi pipi Fara.

"Hahahaha mas udah stop hahaha," ucap Fara sambil tertawa.

"Mas udah hahaha udah capek," ucap Fara sambil terengah-engah namun masih tertawa. Zidan yang melihat istrinya kelelahan pun menghentikan kecupan-kecupan nya.

"Hosh hosh capek hosh ketawa," ucap Fara sambil mengatur nafas nya. Ia melihat Zidan begitu sebaliknya dan detik berikutnya tawa menggelegar diruangan tersebut.

Zidan bahagia, bahagia banget. Semenjak datangnya Fara, ia merasa bahwa bahagia itu sederhana. Begitu juga dengan Fara, semenjak hadirnya Zidan, ia merasa hidup dia semakin berwarna. Andai bunda dia masih ada mungkin sang bunda akan merasa bahagia melihat anaknya bahagia.

°°°

Setelah hal kecil yang membahagiakan tadi, kini Zidan dan Fara masih setia di ruang tengah tadi. Masih dengan pelukan yang sama dan posisi yang sama.

"Mas?" panggil Fara.

"Hm?" jawab Zidan tanpa mengalihkan pandangan nya dari televisi.

Fara yang melihat suaminya tengah asik menonton televisi pun mendengus sebal.

"Mas Fara mau tanya boleh?" tanya Fara.

"Tanya sepuasmu tuan putri," jawab Zidan dengan posisi yang sama. Fara semakin kesal karena diacuhkan oleh suaminya.

"Mas kenapa mau khitbah Fara? Padahal kan kita belum kenal banget, terus kenapa mas yakin kalau jodoh mas itu Fara?" tanya Fara dengan penasaran.

Zidan yang mendengar pertanyaan dari sang istri lantas menunduk dan menatap manik mata istri kecilnya.

"Kenapa nanya gitu?" tanya Zidan.

"Penasaran, Fara kan sama mas jarang banget ketemu kalau ketemu itu diem-dieman dan Fara cuek banget kan ke mas? Terus mas bisa suka itu dari mana gitu loh," jawab Fara.

"Dari pertama kita ketemu, semenjak saat itu mas jatuh hati dan pingin milikin kamu. Tapi sebelum itu mas diskusi dulu sama pemilikmu, setelah dapat jawaban mas dengan hati yang mantap akhirnya mengkhitbah kamu. Gitu," jawab Zidan. Fara yang mendengar itu manggut-manggut.

"Pas pertama kali kita ketemu itu-" jeda Fara sambil mengingat-ingat peristiwa itu.

"Waktu mas datang pertama kali ke rumah papah kan?" lanjut Fara dengan pertanyaan. Zidan tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"No baby, bukan itu." jawab Zidan.

"Terus kapan dong?" tanya Fara dengan mengerucutkan bibirnya. Zidan terkekeh melihatnya.

"Kamu tau waktu kecil dulu bang Saga nabrak anak kecil perempuan?" tanya Zidan. Fara diam, ia mengingat-ingat kejadian yang di maksud Zidan.

"Waktu kalian di mall sama Daddy Dika, Bunda Azev, oma Vya dan saudara-saudara kamu?" tanya Zidan lagi. Fara masih di posisi yang sama.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang