50 - Indahnya Kota Semarang

1K 95 0
                                    

Pagi yang cerah dengan pancaran sang surya yang sangat terang kini membuat pasangan muda yang telah mempunyai tiga anak sangat bersemangat untuk menjalani hari mereka, sekarang pasangan muda itu berjalan menuju mobil tak lupa dengan ketiga anaknya untuk melesat ketempat tujuan.

Bayi laki-laki mungil yang kini berusia 6 bulan tengah terkikik ketika sang bunda menciumi pipinya saat sampai didalam mobil.

Tak terasa lima bulan telah berlalu begitu cepat, kini usia kedua bayi kembar Fara tumbuh dengan baik dan sangat menggemaskan. Suara lantunan sholawat dari salah satu majlis sholawat memenuhi mobil yang mereka tumpangi, Fara dan Zidan sesekali ikut melantunkan sholawat yang dilantunkan.

"Wkafful Mustafa Kalwardi Nadi," Timpal Zidan. Fara yang tengah menoel-noel pipi Zio menjawab, "Allah Allah," Jawabnya.

Zidan tersenyum dan melanjutkan lantunannya, "Wa Itruhahyabqa Iza Massat Ayadi," Lanjutnya. Fara menatap Zidan, "Allah Allah," Jawabnya.

Fara mengangkat tubuh Zio agar berdiri, setelahnya ia dan Zidan saling pandang. "Waamma Nawaluha Kullal Ibadi
Waamma Nawaluha Kullal Ibadi
Waamma Nawaluha Kullal Ibadi
Waamma Nawaluha Kullal Ibadi

Habibullahiya Khoirol Baro aa

Qamarun...Qamarun...Qamarun Sindan Nabi...Qamarun...

Wajamil...Wajamil...Wajamil Sidnan Nabi...Wajamil..." Sambung mereka serentak.

Setelahnya mereka mencium pipi Zio bersama-sama hingga membuat bayi mungil itu terkikik geli, Fara dan Zidan yang mendengar tawa sang anak pun ikut tertawa.

"Ayah bunda ngelupain aku," Kesal seseorang, Azel. Fara dan Zidan menoleh ke belakang bersama, disana terlihat Azel dengan wajah bantalnya dan Rico yang tengah tertidur pulas.

Fara tersenyum, "Kamu kebangun karena kita ya? Maaf ya sayang," Ujarnya. Zidan menurunkan volume nya dan menatap Azel yang menatap dirinya dan sang istri dengan tatapan marah, "Maaf ya sayang," Ujarnya kepada Azel.

Azel mengangguk, "Dimaafin tapi Azel duduk didepan boleh?," Tanyanya. Fara yang hendak memprotes langsung dipotong oleh Zidan, "Sini sayang duduk dipangkuan Ayah," Potongnya sembari menepuk pahanya dengan pandangan fokus ke depan.

Fara yang ingin membantah lagi dan lagi diintruksi oleh Zidan bahwa semua baik-baik aja, Fara hanya bisa menghela nafas pasrah. Mereka melanjutkan lantunan sholawat bersama hingga mereka sampai ditempat tujuan,

>><<

Semarang adalah tempat dimana Fara dan keluarganya tinggal dulu, selain itu menurut dirinya Semarang adalah kota yang enak untuk dijadikan tempat wisata.

Malam ini, malam dimana Fara dan keluarganya akan membelah jalanan kota Semarang untuk mencari kebahagiaan dan bersenang-senang. Dengan silir nya angin malam, kelap-kelip lampu jalanan, ramainya motor dan sepeda yang berlalu lalang serta makanan-makanan sederhana yang menggugah selera berjejeran manis dipinggir jalan.

Malam ini seakan mendukung keluarga kecil Fara dan Zidan untuk bersenang-senang di ibu kota Jawa Tengah itu. Malam yang cerah, bintang yang menghiasi malam dan bulan yang bersinar terang membuat mereka semakin jatuh kepesona keindahan malam.

"Ayah Bunda lihat ada kuda," Pekik Azel. Kini mereka tengah berada dikota lama yang tempatnya sangat ramai pengunjung nya, dengan Zidan menggendong Zio dan tangan satu menggandeng Azel serta Fara menggendong Rico membuat seluruh mata memandang kagum mereka.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang