20 - Ngunduh Mantu

2.1K 137 4
                                    

Sang surya telah menampakkan sinar nya, kini di kediaman pondok pesantren Mujahidin Al-Malik telah ramai oleh keluarga dari Zidan.

Acara hari ini adalah acara Ngunduh Mantu . Zidan kini tengah bersiap di kamar miliknya, pagi tadi dirinya pamit pulang ke rumah untuk melakukan adat berikutnya.

"Ganteng banget anak bunda," puji Key.

Dilihatnya dirinya dengan sarung hitam, kemeja putih dan peci putih serta aksesoris lainnya yang menambah kesan tampan untuk seorang Zidan.

Zidan berbalik menatap sang bunda, ia tersenyum melihat wajah berseri bunda tercinta nya.

"Ciee yang sebentar lagi punya menantu beneran," goda Zidan.

"Menantu kan emang beneran dong sayang, yakali menantu pura-pura." jawab Key. Zidan berdecak sebal.

"Ish bunda, bukan gitu maksudnya," rengek Zidan. Key terkekeh.

"Sayang, izinkan bunda memeluk putra bunda ya? Sebelum putra bunda memeluk istri kecilnya," ucap Key.

"Bunda apa-apaan sih, bunda gimana pun juga Zidan akan tetap menjadi putra bunda. Jika anak laki-laki menikah maka dia akan tetap menjadi anak laki-laki ibunya namun jika anak perempuan menikah maka dia bukan lagi putri ayahnya. Jadi walaupun Idan udah punya keluarga tetap aja Idan itu putranya bunda," balas Zidan.

Key menatap haru putranya, ia memeluk putra kecil nya yang sekarang sudah tumbuh dewasa dengan erat. Ia tak menyangka anaknya akan menikah secepat ini,

"Anak bunda udah besar ya udah mau punya keluarga sendiri," ucap Key.

"Doain Idan ya bun," balas Zidan.

"Pasti sayang," jawab Key.

"Assalamualaikum," ucap seseorang.

Key dan Zidan tampak kompak menoleh ke arah pintu, dilihatnya sang kepala keluarga mereka tengah menatap kearah mereka berdua.

"Ayah sini," ajak Zidan.

Zergan tersenyum dan mendekat, ia melihat putranya dari atas sampai bawah.

"Anak kita sudah besar ya dek," ucap Zergan kepada Key.

"Iya mas, perasaan baru kemarin aku ngelahirin dan nyusuin dia eh sekarang istrinya yang mau lahiran," jawab Key.

"Kamu sebentar lagi akan jadi seorang ayah, jadilah suami sekaligus seorang ayah yang bertanggung jawab. Jadilah panutan istri dan anak mu kelak, jadilah pemimpin yang adil, berguna, dan menjadi penengah juga penegak keluarga mu kelak." ucap Zergan.

"Insyaallah yah," jawab Zidan.

"Nak, izinkan ayahmu ini memeluk kamu, putranya sebentar ya sebelum kamu, putranya memeluk anakmu kelak." ucap Zergan.

"Ayah jangan ngomong gitu, gimanapun juga pelukan ayah lah yang menjadi yang pertama semenjak Idan lahir. Walaupun Idan udah punya anak, insyaallah Idan akan tetap memeluk ayah." balas Zidan.

Zergan tak membalas, ia menarik Zidan kedalam dekapannya. Zidan membalas pelukan sang ayah dengan erat.

"Sekarang kamu bisa ngomong gitu, tapi gatau kalo nanti kamu gak bisa ngelakuin itu," balas Zergan.

Zergan melepas pelukannya, ia merapikan kemeja putih milik anaknya dan tak lupa merapikan peci sang anak.

"Udah ganteng, ayo keluar kita tunggu anggota baru di rumah ini." ajak Zergan. Mereka bertiga terkekeh dan berjalan keluar kamar.

°°°

Tabuhan dan shalawatan mulai terdengar bertepatan dengan datangnya mempelai wanita.

Fara, wanita dengan gamis berwarna putih dengan perpaduan hitam dan khimar berwarna hitam tengah berjalan di apit oleh Arva dan Zea di kanan kirinya.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang