26 - Balita

1.6K 120 4
                                    

Kini, pagi-pagi buta di kediaman Aldrana sudah sangat ribut. Fara, si biang kerok dari permasalahan ini. Zidan, si penurut yang pasrah di garap oleh istri kecil nya.

"Ayo mas, ayo." paksa Fara. Kini Fara tengah menyeret paksa Zidan untuk segera turun.

Pagi-pagi buta Fara sudah membangunkan suaminya itu, pagi-pagi buta juga Fara meminta untuk Zidan segera mandi.

Kini dengan setelan jas kotak-kotak berwarna Zidan telah siap untuk membahagiakan istri kecilnya itu. Fara, pagi-pagi buta sudah mandi dengan menggunakan gamis berwarna campuran antara coklat dan pink dengan kudung segi empat sama seperti warna gamisnya.

"Ayo mas ayo," ajak paksa Fara.

Kini mereka menuruni tangga dengan cepat,

"Iya dek iya sabar, kamu lagi hamidun loh. Nanti jatuh gimana? Pelan-pelan ini mas ikutin kamu kok," jawab Zidan.

"Dek masyaallah pelan-pelan atuh sayang, kamu mau apa sih? Kok sampai ngotot banget," tanya Zidan.

"Anu itu foto di luar tapi papah Arva yang fotoin," pinta Fara dengan cengengesan.

Zidan melongo, setelahnya ia menghela nafas dan berjalan meninggalkan Fara.

"Heh, iihhh kok di tinggal sih." rengek Fara.

"Bentar mas izin dulu sama papah," jawab Zidan.

Setelah mendapatkan izin, kini mereka tengah berada di halaman rumah. Atas keinginan bumil satu itu sekarang Zidan dan Fara tengah foto-foto dengan Arva sebagai fotografer nya.

"Satu dua," hitung Arva.

Cekrek

Entah jepretan ke berapa, kini yang Zidan tau adalah dirinya sudah sangat lelah. Ia ingin sekali duduk namun bumil satu itu masih ingin berfoto dengan dirinya.

"Mas ish ayo senyum," paksa Fara.

Zidan masih memasang muka datar nya, Fara berdecak sebal dengan tingkah suami nya.

"Sabar Dan sabar, ini ujian buat lo. Bumil itu labil jadi jangan lo terkam sekarang," batin Zidan.

Setelah sekian lama dan ratusan bahkan ribuan jepretan, kini Zidan bernafas lega. El, Saga, Fari yang baru saja keluar mengernyit bingung. Beda hal nya dengan Aarish, Aarizh, Jeff, Kio dan Chaca yang melihat bagaimana perjuangan Zidan untuk membahagiakan istrinya.

"Kenapa ini?," tanya El.

"Eh ini El, adik mu minta foto disini sama suaminya. Kata nya sih ngidam, ck biasalah bumil." jawab Arva. El mangut-mangut,

"Gak ada niatan foto sama Abang dek?," tanya El.

"Gak ada, Abang jelek. Bau," tolak Fara. Mereka yang mendengar jawaban Fara lantas terkekeh, disini hanya Fara lah yang bisa mengatai El.

"Gak Abang kasih uang jajan loh dek," balas El.

"Gapapa kan Fara dapet dari mas Zidan wlee," ejek Fara. El semakin kesal sedangkan mereka semakin tertawa bahkan Fara dan Aarish sudah tertawa terpingkal-pingkal.

"Ck, yaudah Abang berangkat dulu." pamit El. Fara mendekat dan mencium tangan El, El pun mencium kening adiknya dengan sayang.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

"Dek mas berangkat ya," pamit Zidan. Fara mengangguk sekilas,

"Iya hati-hati," jawab Fara. Zidan mengangguk, Fara mendekat dan melakukan apa yang ia lakukan dengan El tadi.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

°°°

Disinilah bumil muda itu berada, di ruang keluarga kediaman Aldrana. Kini ia dengan camilan di tangannya tengah melihat-lihat hasil jepretan papahnya.

"Bagus banget," gumam Fara saat melihat foto yang menurutnya sangat bagus.

"Gimana kalo aku post di ig ya? Rame gak ya? Tau ah intinya di coba dulu," ucap Fara.

Jari lentik Fara mulai meng-upload foto yang ia maksud. Kini ia memutuskan untuk pergi kedapur, saat di dapur ia tak melihat siapa-siapa. Karena gabut akhirnya ia memutuskan untuk ke taman belakang,

Di taman belakang ia mendengar suara tangisan seseorang, ia tak takut hanya saja bulu kuduk nya sedikit meremang. Karena dia adalah tripika orang yang kepoan, jadi ia memutuskan untuk menghampiri tangisan tersebut.

"Loh? Dek kamu ngapain disini?," tanya Fara.

Bisa ia lihat kalo dirinya menemukan sosok anak balita umur 4 tahun nan sedang menangis di pagar belakang rumah nya dengan kondisi jauh dari kata baik. Balita tersebut berjenis kelamin perempuan, Fara yang tak tega pun membawa balita tersebut masuk kedalam rumah.

Ia menyuruh balita tersebut mandi selepasnya ia memberikan balita tersebut makan.

"Kamu ngapain disitu? Orang tua kamu mana?," tanya Fara sambil melihat balita tersebut melahap makanannya. Balita tersebut menggeleng lemah,

"A-aku gak tau lumah aku dimana kak," jawab balita tersebut.

"Mamah udah buang aku, mamah usil aku cuma gala-gala aku jatoh in piling dia." lanjutnya.

Fara menatap iba balita tersebut, ia menghampiri dan memeluk erat balita yang ia temukan tadi.

"Jangan sedih ya, mulai sekarang kamu bisa anggap kakak sebagai bunda kamu. Mamah kamu gapapa usir kamu, gapapa kamu gak punya mamah yang penting sekarang kamu masih punya bunda, iya kakak ini mulai sekarang jadi bunda kamu. Kamu mau kan?," ucap Fara. Balita tersebut mendongak, ia menganggukkan kepalanya.

Balita tersebut senang dan mendekap erat Fara.

"Nama kamu siapa?," tanya Fara sambil melepaskan pelukannya.

"Aku gak punya nama, mamah bilang setelah aku pelgi aku gak boleh pakai nama itu lagi." jawab balita itu.

Fara menghela nafas, ia geram kepada ibu dari balita ini. Tega sekali dirinya membuang balita secantik, selucu, semanis, segemas ini.

"Yaudah gimana kalo kamu bunda namain Azel? Azelia, mau?," tawar Fara. Balita tersebut mengangguk semangat,

"Mau bun, mau banget." jawab balita tersebut.

Kini balita tersebut sudah termasuk dari bagian hidup Fara, ia akan menjadi salah satu bagian dari keluarga kecil Fara dan Zidan. Azelia namanya,

"Bunda olang baik, pasti kelualga nya baik baik." batin Azel.

°°°

Ei ei, maaf ya part nya sedikit habisnya kehabisan ide hehe.

Yang penasaran fotonya bisa liat di instagram Fara ya.

Follow instagram

@/eknrwhyu
@/zidan_sastra
@/ghifara.bintang

Untuk mendapatkan info terbaru yya!! Itu baru netes jadi ayo serbuuuuu!!!!!!.

Jangan lupa bintang dan komen nya kak 😙👍

Okee see u next part
✧⁺⸜(●˙▾˙●)⸝⁺✧.

~Gfmuuu
20 Oktober 2021

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang