52 - Kelulusan Fara

999 86 1
                                    

Tak terasa hari berganti bulan, bulan berganti tahun berjalan begitu cepat. Empat tahun sudah terlewat dengan penuh semangat atas musibah yang menimpa nya, tahun ini tepat dimana tahun sosok wanita yang telah menjadi seorang ibu diusia yang cukup muda mendapatkan gelar sarjana dalam kelulusan nya dengan jurusan psikologi.

Menjadi seorang psikolog adalah impian Fara sejak dini, dirinya berinisiatif untuk membantu anak-anak hingga orang dewasa yang memiliki mental down entah karena tekanan, kekerasan, atau hal lainnya. Menjadi seorang ahli psikolog menurut dirinya bukan hal yang mudah, dirinya harus menjalani studi 3 tahun, menjalani praktek di HIMPSI dan meminta surat izin praktek (SIPP).

Untung nya ia mempunyai sosok suami yang bisa membantu dirinya mewujudkan cita-cita dan impiannya menjadi seorang psikolog, sang suami membantunya menjaga anak-anak mereka, membantu menemani dirinya meminta surat izin praktek, dan selalu mendukung apapun keputusannya.

"Ghifara Bintang Dirattama Aryuda," Betapa bahagianya ia ketika namanya disebut sebagai salah satu mahasiswi yang menjadi lulusan dengan nilai paling terbaik.

Dirinya berdiri, kakinya melangkah menuju panggung untuk menerima medali atas kemenangannya. Matanya menelusuri seluruh para tamu, dirinya melihat ke sisi kanan bagian belakang dimana suami, Daddy, Mommy dan anak-anaknya duduk menyaksikan dirinya di atas panggung.

"Silahkan," Fara mengangguk, dirinya melangkah mendekati mic dan menyampaikan sambutan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," Ucap Fara memulai sambutannya. "Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat Allah yang telah memberikan kesehatan kepada kita dan juga saya karena dengan rahmat itu kita terutama saya bisa berkumpul dan berdiri di sini," Jedanya.

"Terimakasih tak henti-hentinya saya ucapan kepada sang Kuasa karena telah memberikan saya sebuah nikmat berupa kepintaran yang dimana kepintaran itu membuat saya bisa berdiri di sini, di atas panggung ini dan menjadi lulusan mahasiswi yang mendapatkan nilai terbaik. Saya ucapkan terimakasih juga kepada keluarga saya, Ayah, Ummah, Papah, Mamah, Daddy, Mommy, dan saudara-saudara saya yang sudah mendukung dan mendoakan saya agar saya bisa sampai dititik ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Almarhumah Bunda saya yang sudah sangat berjasa mendidik saya dan mengajari saya hingga saya bisa mewujudkan impian saya dan juga impian beliau juga. Dan terakhir, terimakasih saya ucapkan kepada suami dan anak-anak saya karena telah mendukung, mendoakan, dan mensupport agar saya berada dititik ini. Berada dititik dimana saya bisa mewujudkan mimpi, impian dan cita-cita yang saya inginkan dari sejak dini." Ucap Fara dengan manik mata melihat kearah dimana keluarganya berada.

"Bersyukur nya saya bisa mendapatkan keluarga seperti mereka, walaupun masalah datang silih berganti namun mereka tetap saling mensupport, menjaga, mendukung dan mendoakan satu sama lain. Dari mereka saya belajar bahwa jika kita menyayangi satu sama lain, kita akan mendapatkan nikmat yang tiada hentinya. Seperti saat ini, saya berdiri disini adalah salah satu wujud nikmat yang sangat tak bisa saya deskripsikan bagaimana rasanya. Mungkin sampai sini yang bisa saya katakan, dan semoga dari cerita singkat saya kalian bisa melihat sisi positif dan mendapat hikmah yang dapat kalian ambil. Akhir kata Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," Lanjutnya. Fara turun dari panggung dan kembali ketempat semula.

>><<

Seorang wanita memakai gamis berwarna biru muda perpaduan pink muda dengan kerudung perpaduan warna pink muda dan orange, dengan toga di kepalanya, kalung wisuda di lehernya, bucket bunga yang diapit di tangan kirinya, tak lupa senyum yang merekah berjalan menghampiri Zidan dan keluarga.

"Bundaa," Pekik balita laki-laki berusia empat tahun lebih dengan berlari mendekati wanita itu. Fara, wanita itu adalah Fara.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang