14 - Kabar Gembira

2.8K 184 1
                                    

"Maaf," lirih Zidan.

-----

F

ara yang mendapatkan pelukan dan mendengar ucapan dari Zidan terkejut, ia melepas paksa pelukan Zidan.

"Sayang dengerin dulu," bujuk Zidan.

"Apa lagi yang harus di dengerin mas hiks? Mau bilang kalau mas udah nikahin dia hah? Hiks, mau bilang kalau Fara punya madu iya? Hiks, sakit mas sakit hiks. Hati Fara sakit ngeliat dan dengar itu sendiri hiks, Fara gamau di giniin mas gamau hiks. Kalau gini mending mas talak Fara aj-"


Zidan yang mendengar kata 'talak' lantas membawa Fara ke dekapannya.

"Ja dari pada mas mau madu Fara hiks." lanjut Fara dengan lirih.

"Jangan ngucap kata-kata itu dek, apalagi didepan makam bunda. Mas gamau nalak kamu, mas sayang, mas cinta sama kamu, jangan pernah nyuruh mas buat ngucapin kata-kata yang di benci Allah itu dek." balas Zidan.

Tak terasa air mata turun membasahi pipi Zidan, ia sakit sangat sakit mendengar ucapan istrinya. Ia melepas pelukan nya dan memegang pundak Fara

"Mas akan jelasin kamu dengerin penjelasan dari mas dulu ya jangan di potong." ucap Zidan. Fara mengangguk.

"Jadi yang menikah itu bukan mas-"

"Bukan mas gimana orang Fara liat dengan mata kepala Fara sendiri kalau yang duduk di tempat itu mas kok hiks," potong Fara. Zidan menghela nafas dan menatap Fara memohon, Fara yang ditatap seperti itu langsung gelagapan.

"Dengerin dulu ya jangan di potong. Jadi dia itu bukan mas iya emang dia mirip sama mas dari wajah, postur tubuh dan semua yang ada di diri dia mirip mas. Dia kembaran mas dek, kita sama namun berbeda. Tau maksudnya? Iya kita mirip seperti adik kembar kamu, sifat kita bertolak belakang mas yang dingin dan dia yang rusuh." ucap Zidan.

Fara membelalakan matanya, ia terkejut mendengar penjelasan Zidan. Zidan yang melihat mata lebar Fara sehabis nangis pun terkekeh, istri kecilnya ini sangat menggemaskan.

"Namanya Zaidan, Zaidan Satria Mahendra. Dia selama ini sekolah di negara tetangga lebih tepatnya di London, ayah yang maksa dia sekolah disana. Dia balik dan tiba-tiba ingin mengkhitbah Wilda, jujur kita semua kaget denger dia mau mengkhitbah cewek dan kita jauh lebih terkejut setelah tau yang mau dia khitbah itu sahabat kamu dek." lanjut Zidan.

"Karena niat baik gak boleh di tolak dan di lama-lamakan akhirnya kita setuju aja kalau memang itu udah niat dari dalam hati. Pas nikahannya kenapa mas gak ajak kamu ya karena mas maunya ngajak kamu pas resepsi biar gak kecapekan eh malah jadinya kaya gini, dan ya udah terjadi juga." lanjut Zidan.

Fara merasa bersalah, ia memeluk suaminya cukup erat.

"Maafin Fara hiks, harusnya Fara dengerin penjelasan mas dulu bukannya langsung nyalahin mas hiks. Fara gak becus jadi istri, Fara jahat sudah suudzon sama suami sendiri hiks. Maafin Fara hiks," ucap Fara di sela-sela tangisnya.

Zidan tersenyum dan membalas pelukan sang istri, ia mengelus kepala istrinya. .

"Sstt jangan nangis lagi, mas udah maafin kok. Harusnya mas yang minta maaf gak jujur sama kamu dari awal, udah ya jangan nangis lagi." ucap Zidan.

Tak sengaja Zidan menyenggol selembar kertas yang dilipat dari isi tas kecil Fara. Zidan yang merasa menjatuhkan sesuatu lantas melepas pelukannya dan mengambil kertas tersebut.

Saat mengambil ia melihat label rumah sakit, ia terkejut dan dengan cepat membuka kertas tersebut.

"Dek kamu sakit? Sakit apa? Kenapa gak bilang sama mas? Dari kapan? Sakit banget ya? Maaf ya," ucap Zidan sambil membuka kertas tersebut. Ia menatap manik mata sang istri, Fara yang ditatap lantas tersenyum.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang