02 - Rencana

2.6K 213 22
                                    

Sepulang sekolah, sahabat-sahabatnya Fara pada kerumah untuk berkunjung sekaligus menjenguk sahabatnya itu.

Sesampainya di sana, mereka disambut oleh bi Sumi, ART di rumah Fara lebih tepatnya rumah Arvata.

Semenjak kepergian Azev, anak-anak Fara tinggal dirumah Arva atas paksaan dari Arva tentunya.

"Assalamualaikum," ucap sahabat-sahabatnya Fara.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Fio dan Zea.

"Eh ada Ummah sama mamah," ucap Geva sambil nyengir.

"Pasti mau jenguk Fara ya? Yaudah masuk aja gih," ucap Zea.

"Iya ummah," balas Geva.

"Eh bentar, papah sama ayah kemana?" Tanya Geva.

"Ck kepo amat lu," saut Hara.

"Serah gw lah," sewot Geva.

"Udah udah, papah sama ayah lagi pergi gatau tadi ada urusan mendadak," jawab Fio.

"Ouhh gitu, yaudah kita keatas dulu ya mah mah," pamit Geva.

"Iya sayang," balas Fio dan Zea.

Mereka naik kelantai dua, kamar Fara berada. Mereka telah sampai didepan kamar yang pintunya bercat coklat tua dengan papan yang bertulis "Punya Ghifara, yang tidak berkepentingan silahkan pergi" .

Wilda membuka pintu perlahan, menyuruh teman-temannya masuk dan menutup kembali pintu nya tanpa menutup utuh.

Mereka melihat wajah putih pucat milik Fara yang terbaring lemah dengan tangan yang dikasih selang infus.

Mereka mendekat dan duduk di lantai dengan pelan, Wilda maju dan tangannya terulur untuk mengelus wajah pucat Fara.

Fara yang merasa ada yang mengelusnya pun menggeliat, membuka mata perlahan dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatan nya. Setelah sadar, dia menatap satu persatu sahabatnya.

"Ngapain?" Tanya Fara dengan lirih.

"Kita mau jenguk lu," jawab Wilda.

Fara mencoba untuk duduk, tapi segera Wilda melarang dirinya duduk.

"Kalo belum kuat mending tiduran aja gapapa ra," ucap Wilda.

"I'm okay," balas Fara tanpa suara.

"Udah diem aja, tiduran aja ya nurut biar cepet sembuh," titah Wilda.

Fara menghela nafas jengah, kalo sudah begini emang harus dirinya yang mengalah.

°°°

Sedangkan disisi lain, sekumpulan laki-laki beda generasi tengah berkumpul disebuah Caffe. Mereka tengah mendengarkan maksud dari laki-laki yang mengajaknya bertemu secara mendadak itu.

"Oke jadi disini saya mau bilang sesuatu, sebenernya sudah saya kasih tau ke om Arva tapi karena saya kasih tau om Arva saja akhirnya saya memutuskan untuk mengutarakan niat baik saya kembali kepada kalian," ucap laki-laki berusia 20 tahun tersebut.

"Jangan terbelit belit Zidan, langsung keintinya saja," balas Celvin.

Iya laki-laki tersebut adalah Celvin, Arva, Darren, Dika dan satu lagi adalah Zidan.

"Oke jadi saya disini ingin mengucapkan bahwa saya Zidan Sastra Mahendra ingin melamar putri bapak Darren yang bernama Ghifara Bintang Dirattama Aryuda untuk menjadi pendamping hidup saya didunia maupun diakhirat kelak. Saya ingin menjadikan putri bapak sebagai bidadari surga dan wanita kedua yang paling saya cintai setelah bunda saya. Gimana bapak Darren? Apakah bapak bersedia memberikan amanah putri bapak kepada saya?" Ucap Zidan dengan melawan segala kegugupan dan ketakutannya.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang