Ekstra Part #1

2K 103 1
                                    

Di taman belakang rumah kini terlihat seorang wanita tengah mengawasi kedua bayi mungil yang tengah duduk sambil memegangi satu biskuit ditangan kanan nya masing-masing.

Saat tengah asik memandangi anaknya, dirinya dikejutkan dengan empat tangan mungil yang melilit di lehernya.

"Assalamu'alaikum selamat pagi Bunda," Sapa keduanya.

Wanita itu tersenyum, "Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh," Jawabnya.

Fara, yes wanita itu adalah Fara. Dan kedua bayi mungil itu adalah anak-anak Fara yang lahir enam bulan lalu serta kedua tangan mungil yang melilit di lehernya adalah tangan Rico dan Zio.

"Syair sini sama Abang," Ajak Rico. Bayi mungil laki-laki yang bernama Syair lantas merangkak untuk menghampiri dirinya, Rico tersenyum dan memeluk sang adik ketika sang adik sudah berada di dekatnya.

"Syaira sini sayang," Ajak Zio. Bayi mungil perempuan itu langsung merangkak menghampiri sang Abang, Zio pun mendekat dan memeluk sang adik.

Syair Lorenzo Dirattama Aryuda
Syaira Laurenz Dirattama Aryuda

Kedua putra-putri Fara dan Zidan yang lahir enam bulan lalu, kedua bayi kembar yang dinamai seperti itu. Nama yang memiliki arti 'Nada Syair Anak yang dimahkotai'.

"Ya-ya-ya...bumbum...gluglumama..." Racau kedua bayi mungil itu.

Zio dan Rico tertawa mendengar celotehan tak jelas kedua adiknya itu, dengan hadirnya kedua adik kembar nya itu membuat Azel, Rico, dan Zio menjadi lebih bahagia, senang, dan bahagia.

"Sayang," Panggil Zidan.

Fara menoleh, "Loh? Kok pulang lagi Mas?," Pasalnya suaminya itu tadi berpamitan untuk pergi ngajar ke kampus, namun sekarang dirinya malah balik ke rumah.

"Mas mau ke perusahaan aja dek," Jawabnya. Fara menyalimi tangan sang suami, "Loh? Ngapain?," Tanyanya heran.

Zidan terkekeh, "Ya mau kerja lah dek," Jawabnya. Fara mengernyit, "Lah gak ngajar?," Tanyanya.

"Ternyata salah jadwal, Mas kira ini hari rabu eh ternyata hari selasa." Jawabnya. Fara menggelengkan kepalanya, "Ada-ada aja kamu Mas," Balasnya.

Zidan sudah tidak bekerja di cafe deket kediaman Aldrana lagi, beruntung dulu ia disarankan oleh Faiz agar menjadi dosen di salah satu kampus Indonesia dan dipercayakan memegang salah satu perusahaan milik Arvata. Tentu saja Zidan menerima karena memenuhi hidup Fara dan anak-anaknya tak cukup hanya dengan cinta,

"Yaudah Mas ganti baju dulu ya," Pamitnya. Namun sebelum itu ia menyempatkan untuk menyapa anak-anaknya, "Hai sayang," Sapanya. Ia mencium pipi anak-anaknya dan beranjak pergi ke kamar,

"Ya-ya-ya," Jawab Syair. Zidan terkekeh, "Iya ini Ayah," Balasnya.

"Ayah mau ganti baju dulu ya sayang, mau kerja. Nanti malam kita main lagi," Pamitnya. Seakan tau ingin ditinggal sang Ayah, Syair lantas menangis dan merentangkan tangannya untuk digendong sang Ayah.

Zidan faham, dirinya menggendong tubuh mungil anaknya. "Cup cup sayang," Ujarnya.

Ia berdiri, menepuk-nepuk pelan pantat Syair. "Ssttt sssttt sayang, iya Ayah disini kok." Ucapnya.

Syaira yang melihat Abangnya nangis lantas tertawa, seakan mengejek sang Abang karena telah menangis dihadapan nya. Syair yang mendengar tawa sang adik lantas memberhentikan tangis nya dan menatap sang adik dengan tatapan polosnya, mata dan hidung yang memerah membuat kesan menggemaskan bayi tersebut.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang