36 - Siapa?

1.1K 92 2
                                    

Saat ini Zidan tengah duduk di ranjang kamar Fio dan Arva menemani istri kecil nya. Mendengar cerita Fio membuat dirinya semakin yakin kalo yang neror istrinya ada sangkut pautnya dengan pembunuhan Azev.

"Queennia Zoeline, dia tetangga Azev bahkan Azev udah anggap dia seperti adiknya sendiri. Namun siapa sangka dirinya menjadi sebab Almarhumah mertua kamu meninggal," Ucap Fio.

Ucapan Fio masih terngiang-ngiang di otaknya, dirinya sangat yakin nama yang disebutkan Fio ada sangkut pautnya sama teror ini.

Fara membuka matanya perlahan, ia melihat ini bukan kamarnya. Dirinya menelusuri kamar ini dan hap! Pandangannya kini terfokus ke suami nya yang tengah melamun.

"Mas," Panggil Fara dengan suara khas bangun tidur.

Zidan tak menjawab. Merasa suaminya tak merespon, Fara duduk dan memegang tangan Zidan. Zidan yang merasakan tangan dingin Fara langsung tersadar.

"Mas mikirin apa?," Tanya Fara. Zidan menggeleng dan tersenyum,

"Gimana? Udah mendingan?," Tanya Zidan. Fara mengangguk,

"Sebenernya siapa yang ngasih kotak itu sih mas?," Tanya Fara. Zidan menggeleng,

"Mas juga gak tau, tapi kamu mulai sekarang harus berhati-hati jangan sampai lengah. Mas akan berusaha semampu mas buat ngelindungi kamu, anak kita dan semua keluarga." Ucap Zidan. Fara tersenyum,

"Makasih," Ucap Fara tulus.

"Gak usah makasih sayang, udah tugas aku juga." Jawab Zidan. Fara tersenyum, dirinya menarik leher Zidan dan memeluk Zidan dengan erat. Zidan tak menolak, dirinya membalas pelukan Fara tak kalah erat.

"Twins gimana?," Tanya Fara setelah melepas pelukannya.

"Alhamdulillah aman," Jawab Zidan.

"Maaf ya, pasti anak kita nangis keras banget tadi." Ucap Fara sambil menundukkan kepalanya.

"Gapapa, wajar kok." Jawab Zidan dengan mengelus kepala istrinya.

***

Disinilah mereka berada, berkumpul di ruang tengah keluarga Aldrana. Keluarga Zidan bahkan Darren dan Kinaya pun ikut berkumpul dengan mereka berdua yang menggendong cucu kembarnya.


"Siapa pelakunya?," Tanya Darren.

"Kalian punya musuh?," Tanya Key.

"Nggak bun, kita gak punya musuh." Jawab Zidan.

"Zidan gak tau pasti tapi feeling Zidan teror ini ada hubungannya sama kasus pembunuhan Almarhumah Bunda Azev, dan Zidan berfeeling ada satu anggota keluarga disini yang berkhianat dari kita. Mana mungkin musuh kita bisa menaruh kotak di meja sedangkan semua kaca dan pintu tertutup? Siapa lagi kalo bukan salah satu anggota keluarga ini yang naruh kotaknya yakan?," Lanjutnya. Seluruh keluarga mencerna ucapan Zidan,

"Benar juga apa yang dikatakan Zidan," Pikir mereka.

"Tapi siapa yang berani berkhianat diantara kita?," Tanya Arva.

"Masalah itu kita selidiki nanti Pah," Jawab Zidan. Arva mengangguk,

"Atas dasar apa mereka meneror kita?," Tanya Celvin.

"Lebih tepatnya Fara bukan kita," Koreksi Zea.

"Karena Fara adalah target mereka selanjutnya setelah Azev anak saya," Ucap seseorang.

Mereka menoleh ke ambang pintu pembatas ruang tamu dan ruang tengah, disana terlihat seorang wanita berkepala lima berjalan diikuti laki-laki paruh baya yang membawa kopernya.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang