11 - Gus?

2.5K 179 7
                                    

Hari ini Fara lagi lagi di larang berangkat sekolah oleh sang suami. Katanya suaminya akan mengajaknya ke suatu tempat.

"Mas kita mau kemana sih?," tanya Fara.

Mereka kini tengah berada di mobil dan menuju ke tempat yang di maksud oleh Zidan.

"Ke suatu tempat," jawab Zidan. Fara mendengus sebal.

"Iya maksudnya ke suatu tempat itu mau kemana?," tanya Fara lagi.

"Ke suatu tempat dimana kamu akan mendapatkan kebenarannya," jawab Zidan. Fara terdiam, ia berfikir kebenaran apa lagi yang suaminya sembunyikan?

Setelah menempuh sekitar setengah jam, kini mereka telah sampai di tempat tujuan.

Fara melihat keluar, dilihatnya gedung besar yang menjulang tinggi yang di dalamnya terdapat banyak sekali remaja sekaligus orang dewasa yang tengah berbaris rapi di depan gerbang.

"Mas ini kita dimana?", tanya Fara.

"Di sebuah tempat sayang," jawab Zidan. Lagi lagi Fara mendengus sebal.

Ia turun dan melihat tulisan yang tertulis di atas gerbang dengan tulisan 'PONDOK PESANTREN MUJAHIDIN AL - MALIK'.

"Mas ini ponpes?," tanya Fara dengan wajah terkejut.

"Bukan dek ini mall," jawab Zidan ngelantur. Fara yang mendengar itu refleks memukul lengan Zidan, sedangkan sang empu terkekeh.

"Ck, serius dikit astagfirullah." kesal Fara.

"Kan kamu udah baca itu papan nya, terus kenapa masih nanya hm?," tanya Zidan.

"Mau ngapain kita ke ponpes mas? Mas mau naroh Fara disini? Mas iihhh jahat banget, Fara gamau di taruh disini. Fara gamau di tinggal, Fara janji gak bakal nakal, Fara janji akan selalu melayani mas tapi jangan di masukin ke ponpes juga dong mas ya ya." rengek Fara.

Zidan melongo, ia mengedipkan matanya berkali-kali. Astagfirullah istrinya sangat menggemaskan sekali, siapa sih yang tega ninggalin istri ke gemas Fara? Yang ada rugi kalau di tinggal.

"Masyaallah dek kamu kenapa gemesin sih hm? Hey siapa juga yang mau naruh kamu di ponpes sih? Emang mas ada bilang gitu? Gak kan?," tanya Zidan. Fara mengedipkan matanya berkali-kali, ia diam mencerna apa yang barusan terjadi.

"Jadi? Mas gak bakal naruh Fara di ponpes ini?," tanya Fara.

"Ya gak lah sayang, mana tega mas naruh istri semenggemaskan kamu sih," jawab Zidan.

"Terus ngapain kita kesini?," tanya Fara.

"Ayo masuk, nanti kamu tau sendiri." jawab Zidan. Ia mulai menggandeng tangan Fara dan masuk ke dalam ponpes tersebut.

Fara melihat banyak santriwan/santriwati tengah menyapa suaminya, ia melihat ke arah sang suami namun sang empu menatap datar orang-orang tersebut.

Fara hanya bisa tersenyum kikuk dan sembari menjawab orang-orang yang menyapa dirinya dan juga suaminya.

"Mas ish orang di sapa juga, kenapa gak dijawab hm?," tanya Fara sembari menyikut pelan perut Zidan.

"Sshh jangan di sikut dek, mas udah biasa kaya gitu jadi biarin aja." jawab Zidan.

"Ish gak baik loh mas, mas iihh," rengek Fara. Zidan tak mengindahkan rengekan sang istri, ia fokus ke depan dengan tetap menggandeng tangan istrinya.

Saat tengah asik berjalan, tiba-tiba ada empat laki-laki yang menyapa mereka.

"Assalamualaikum gus," sapa laki-laki yang memakai sarung hitam.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang