15 - Hari Bahagia

2.5K 181 2
                                    

Satu hari berlalu begitu cepat, kini Zidan dan Fara tengah berada di pesantren Ayah mereka guna menyambut kedatangan manten baru.

Mereka menjalankan adat-adat yang sudah menjadi tradisi dengan lancar, senyum tak luntur dari bibir kedua pihak keluarga.

Zidan yang sedari tadi mengamati wajah Fara lantas tersenyum geli, ia sangat gemas dengan istri kecilnya yang sekarang sedang berbadan dua. Andai saja acara ini tidak di selenggarakan mungkin sekarang seharian penuh ia akan menguyel-uyel istri kecilnya.

Key yang melihat senyum Zidan lantas menoleh ke objek yang menjadi perhatian Zidan. Ia lantas tersenyum geli ketika tau anak kutub nya sudah memiliki tingkat kebucinan terhadap menantunya.

"Deketin bang jangan malah di pantau aja," ucap Key. Zidan seakan sadar, ia menormalkan mimik wajahnya.

"Bang?," panggil Key.

"Hm?," dehem Zidan sebagai jawaban.

"Gak ada niatan buat bikin resepsi bang? Ijab Kabul ulang gitu?," tanya Key. Zidan menatap sang bunda.

"Kenapa bunda nanya gitu?," bukannya me jawab ia malah bertanya balik. Key menghela nafas.

"Kamu gak lihat wajah istri kamu? Coba teliti lagi wajahnya, tatap mata indah itu dan resapi apa yang istri mu rasakan. Nak dari gerak-gerik nya aja udah keliatan kalau dia ingin pernikahannya seperti pernikahan adik kamu dan sahabatnya, bunda tau pernikahan kalian itu sakral, sah di mata agama dan negara tapi pernikahan kalian tak banyak orang yang tau juga. Alangkah baiknya kamu nikah ulang, Ijab Kabul ulang terus pakai resepsi dan adat-adat yang sesuai dengan keinginan kamu juga istri kamu." jawab Key.

Zidan menatap sang istri, yang dikatakan sang bunda memang benar adanya. Ia dapat melihat apa yang di katakan bundanya lewat gerak-gerik bumil kecilnya.

"Kamu jangan bikin dia kecewa karena gak bisa mewujudkan pernikahan yang dia impikan nak, kamu sebagai suami juga harus tau isi hati istrimu. Jangan jadi suami yang mau di mengerti istrinya tanpa mau mengerti hati istrinya," nasehat Key.

"Zidan sih gak masalah bun, tapi apa masih bisa nikah ulang dengan keadaan dia hamil?," tanya Zidan.

"Bisa kok, orang hamil itu bisa menikah. Gak ada larangan orang hamil tidak boleh menikah, nyatanya Lesti Kejora hamil masih bisa nikah tuh." jawab Key.

"Ck bundaaa, maksud Zidan itu apa nanti dia gak capek? Secara kan kalau bumil sering kelelahan, Zidan gak tega bunda." rengek Zidan.

"Jangan bilang gitu kalau belum mencoba, lagian anak bunda gak ada yang patah semangat sebelum mencoba." ucap Key.

Zidan meneguk ludahnya kelu, benar!! Anak bundanya memang dari dulu tidak boleh ada yang berputus asa sebelum mencoba.

"Baiklah, akan Zidan diskusi kan dengan Fara nanti." final Zidan. Key tersenyum melihat keputusan anaknya.

°°°

Malamnya~

Saat Fara tengah asik berbincang dengan keluarga mertua dan manten baru, tiba-tiba sang suami menariknya.

"Mas ngapain bawa Fara kesini?," tanya Fara.

Zidan tak menjawab, ia berjalan kebelakang Fara. Merangkul leher Fara dengan tangan kirinya dan melingkarkan tangan kanannya di pinggang Fara, dipeluknya tubuh mungil Fara dengan erat.

Fara yang diperlakukan seperti itu lantas gugup, ia seharusnya sudah terbiasa mengingat suaminya adalah tipikal orang yang manja jika bersama dirinya, tapi kenapa sekarang berbeda?

"Dek, mas mau tanya." ucap Zidan sembari mendusel di ceruk leher Fara.

"Ta-tanya apa?," jawab Fara dengan sedikit gemetar.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang