46 - Kehilangan

1.3K 101 0
                                    

Kini seluruh keluarga telah sampai di Rumah Sakit, Fara, Zidan tengah berada diruang operasi sedangkan Zio dan Ratu tengah berada diruang UGD.

Seluruh keluarga tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan mereka. Zea, Arva, Fio dan Celvin tengah berada di UGD untuk menunggu Ratu dan Zio.

Ceklek

Dokter yang menangani Ratu keluar, Zea mendekat dan menanyakan keadaan Ratu. Namun dokter itu menggeleng,

"Maaf," Lirih dokter itu.

"Pasien telah meninggal ketika dibawa kemari," Lanjut dokter itu.

Kaki Zea seakan tak bertenaga, dirinya menggeleng keras.

"Ga-gak mungkin," Bantah Zea.

"Mama saya gak mungkin pergi," Bantah Zea.

"Mungkin ini memang sudah jalannya bu, bapak dan ibu yang sabar ya. Nanti jenazah akan kami urus, kalau begitu saya permisi." Ucap dokter itu.

Air mata tak henti-hentinya mengalir dari pipi Zea. Celvin menghampiri istrinya, memeluk erat tubuh sang istri.

"Sabar ya sayang," Ucap Celvin.

Tak lama dokter yang menangani Zio pun keluar. Arva bertanya kepada sang dokter,

"Kondisi pasien sangat kritis mengingat bayi bapak dan ibu masih berusia beberapa hari dan benturan yang sangat keras dikepalanya menyebabkan daya tubuh pasien melemah," Jawab dokter itu.

Air mata tak henti-hentinya mengalir dipipi mereka.

"Untuk beberapa hari kedepan pasien dirawat di UGD terlebih dahulu sampai pasien dinyatakan bisa melewati masa kritisnya, kalau begitu saya permisi." Pamit dokter itu.

"Tadi Mama, sekarang Zio." Lirih Zea.

"Sabar dek, ini ujian. Sekarang kita ke ruang operasi," Ajak Arva. Mereka mengangguk dan melangkah menuju ruang operasi,

"Gimana kondisi Oma dan Zio Mah, Pah?," Tanya Saga mewakili mereka. Arva menggeleng,

"Mama meninggal dan Zio kritis," Jawab Arva.

Deg

Jantung mereka seakan berhenti berdetak, kesedihan apa lagi yang akan mereka dapatkan setelah ini.

Lampu ruang operasi padam bersamaan dengan dokter yang menangani Fara keluar.

"Keluarga pasien?," Tanya dokter itu bersamaan.

"Kita dok," Jawab mereka serentak.

"Gimana keadaan adik saya dok?," Tanya Saga. Dokter yang menangani Fara menghela nafas,

"Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar, namun peluru yang diberikan kepada pasien mengenai tepat jantungnya yang membuat detak jantung pasien melemah dan mengakibatkan pasien koma," Jawab dokter yang menangani Fara.

Deg

Kesedihan lagi dan lagi menimpa keluarga ini, mereka lagi dan lagi menangis karena merasa kehilangan Fara. 

"Pasien akan kita pindahkan ke ruang UGD untuk beberapa hari kedepan sampai pasien dinyatakan bangun dari koma nya," Lanjut dokter itu.

"Kalau begitu saya permisi," Pamit dokter itu.

Keluarga Aldrana menghela nafas dan berusaha menerima takdir mereka. Namun tak lama kemudian dokter yang menangani Zidan keluar,

"Dengan keluarga pasien?," Tanya dokter yang menangani Zidan.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang