25 - Bunda

1.4K 110 2
                                    

Disinilah mereka berada, di makam sosok seorang Azevaira.

El dan Fara berjongkok, sebenarnya Fara di larang berjongkok namun Fara tetaplah Fara. Dengan melihat nisan nya saja sudah membuat mereka menitikkan air mata.

"Assalamualaikum bunda," sapa Fara. Ia memegang nisan Azev dengan tangan yang bergetar.

"Bunda gimana kabarnya? Bunda sehat kan di sana? Tau gak? Fara kangen bunda," ucap Fara di akhiri lirihan.

"Fara kangen banget sama bunda, bunda pasti bahagia ya di sana? Kan bunda sudah sama opa dan eyang, kasih tau Fara dong gimana rasanya di sana. Fara kan penasaran sebahagia apa bunda di sana sampai gak mau datang ke mimpi Fara, Fara tuh kangen sama bunda tapi bunda malah gak hadir di mimpi Fara." ucap Fara. Mereka sedikit terkekeh dengan ucapan Fara.

"Bunda, Fara mau pamer. Fara mau pamer kalo Fara sekarang udah mandiri, Fara mau pamer kalo Fara udah bisa sekolah, ngurus rumah, ngurus suami tanpa bantuan orang bun. Fara juga sebentar lagi punya baby, bunda mau punya cucu loh sama bunda gak mau datang buat jenguk cucu bunda hm? Ayo lah bun datang ke mimpi Fara ya, sebentar aja, Fara kan juga kangen sama bunda." ucap Fara.

Butir-butir air mata kini mengalir deras di pipi Fara. Tak hanya Fara, butiran-butiran air mata juga mengalir di pipi mereka.

"Bunda, El kangen." lirih El.

"Sebagai anak pertama El harus jadi patokan adik-adik El. El harus jadi pondasi buat adik-adik dan keluarga El, jujur El gak kuat bunda. El capek, El mau di peluk bunda, El pengen di manja bunda seperti dulu. Dulu kalo El capek ada senyum bunda yang buat capek El hilang, tapi sekarang? Sekarang El gak tau harus ngeluh ke siapa, bahkan terkadang El sedih liat wajah Fara karena di wajah Fara ada wajah bunda. Tapi disisi lain El beruntung karena ngeliat senyum Fara El jadi ngeliat senyum bunda," ucap El.

"Bunda, bunda itu sosok yang paling berharga di hidup El. Bukan cuma di hidup El, bunda juga sangat berharga di hidup kita semua. Bunda tau? Kita habis nangisin bunda tadi di acara nikahan Daddy, lucu banget kan kita nangis di nikahan orang." ucap El diakhiri dengan kekehan.

"Bunda, keinginan bunda terkabul. Sekarang Daddy udah jadi suami orang, Daddy udah jadi suami Mommy Naya. Mommy Naya itu baik banget, bahkan bisa di bilang Mommy idaman. Tapi bagi El, cuma bunda lah yang menjadi ibu yang paling idaman dan berjasa di hidup El." lanjut El.

"Bunda ayo bangun, bunda gak mau ketemu cucu bunda? Bunda gak kangen anak-anak bunda? Anak-anak bunda lemah kalo udah menyangkut soal bunda tau, tadi aja pada nangis bahkan Aarizh yang jarang nangis malah ikut nangis. Sebegitu penting nya bunda di hidup kita sampai kepergian bunda menjadi luka dan sedih paling mendalam, bunda sampai kapan pun El gak akan berhenti ngucap kalo El kangen banget sama bunda." lanjut El.

"El kangen bunda, very very very miss u." lirih El.

Tangis mereka semakin menjadi, luka yang mereka tutup dulu kini kembali terbuka dengan lebarnya. Kesedihan dimana kepergian Azev waktu itu kini kembali lagi waktu melihat makam wanita hebat tersebut.

Batin mereka berucap dan menumpahkan semua keluh kesah nya hingga membuat tangis mereka semakin menjadi.

"Bunda, walaupun Aarizh anak yang paling dingin. Tapi tak bisa di pungkiri kalo Aarizh kangen banget sama bunda, maaf dulu Aarizh belum bisa bikin bunda bahagia. Aarizh akan berusaha sekuat tenaga buat bantu bang El wujud in impian bunda, bahagia terus ya wanita hebat Aarizh." batin Aarizh.

Hening

Tak ada yang berbicara lagi, kini yang ada hanyalah tangisan dari mereka. Bahkan Fara yang tak kuat kini di peluk Zidan dengan erat, Zidan sangat mengerti luka dari istrinya itu.

Setelah tenang, kini mereka mengusap air mata masing-masing dan kembali bangkit dari kesedihan.

El yang sudah melihat mereka tenang kini mulai memimpin doa, dengan hati yang ikhlas kini mereka mulai mengikhlaskan dan mendoakan sosok Almarhumah.

Di sisi lain, wanita dengan baju putih dan kerudung putih kini menatap mereka dengan tersenyum. Ia bangga dengan mereka dan didikan nya, detik berikutnya dirinya telah hilang.

"Alhamdulillah, udah ayo pulang." ajak El.

Mereka mengangguk dan berjalan keluar makam untuk menempuh perjalanan pulang.

"Mas kita nginep ya?," pinta Fara. Zidan mengangguk, toh udah lama mereka gak nginep.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, kini mereka telah sampai di kediaman Aldrana.

"Loh? Kalian kok ikut?," tanya Arva.

"Kita mau nginep pah," jawab Zidan.

"Serius? Alhamdulillah," balas Arva.

"Iya pah," jawab Zidan.

"Yaudah, ayo ayo masuk." ajak Arva.

Mereka masuk kedalam, El juga ikut masuk. Karena adik nya nginep akhirnya dirinya memutuskan untuk nginap atas paksaan Fara.

"Mas mau kemana?," tanya Fara.

Kini dirinya, Fio, Zea, dan Chaca sedang berada di dapur untuk memasak.

"Mas mau pulang ambil baju dek," jawab Zidan.

"Loh? Ngapain pulang? Kamu sementara pakai baju papah dulu gapapa Dan," ucap Arva. Zidan tersenyum canggung.

"Gak perlu pah, Zidan pulang aja. Lagian cuma sebentar kok, Zidan liat Fara gak nyaman pake gamis itu terus." tolak Zidan.

"Kan pakaian Fara ada yang Fara tinggal di sini mas," ucap Fara.

"Pakaian mas kan gak ada dek, udah ya mas pulang gapapa kok, sebentar aja nanti balik lagi." balas Zidan.

"Yaudah deh terserah mas, oiya jangan lupa bawa pakaian lebih buat di tinggal disini." ucap Fara.

Zidan mengangguk sekilas, ia mendekati Fara dan mengulurkan tangannya. Fara mencium tangan Zidan dan Zidan mencium kening Fara sekilas.

"Mas berangkat dulu," pamit Zidan.

"Iya mas hati-hati," jawab Fara.

"Iya, pah mah yah mah Zidan berangkat ya," pamit Zidan sambil mencium tangan Arva, Zea, Fio, dan Celvin.

"Iya hati-hati," jawab mereka.

"Iya, assalamualaikum." ucap Zidan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

Fara melihat ke arah pintu dimana suami nya pergi, setelah suaminya tak terlihat, ia melanjutkan masak nya.

"Ciee yang udah punya suami mah beda," goda Fari.

"Iya beda, enak tau punya suami. Makanya nikah biar ngerasain jadi suami dan bisa ngerasain punya istri," jawab Fara.

"Nah loh skak kan," ledek Aarish dengan tawa nya.

Mereka semua tertawa melihat wajah kecut Fari. El juga tersenyum melihat mereka semua yang sedikit melupakan sedihnya.

"Apapun yang terjadi, El akan jaga kalian seperti amanah bunda waktu itu." batin El.

Keluarga adalah permata indah yang harus dijaga agar tak tergores.

Adzriel Baraska Alexander.

°°°

Akhirnya double up sukses haha.

Nangis ngejer banget ngetik ini, sedih banget tau.

Kalian dapet feel nya gak sih? Atau biasa aja?

Jangan lupa bintang nya ya 😙👍

Okee see u next part
✧⁺⸜(●˙▾˙●)⸝⁺✧.

~Gfmuuu
19 Oktober 2021 

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang