32 - Sembilan Bulan

1.6K 115 2
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa usia kandungan Fara sudah menginjak bulan ke sembilan dimana perut dirinya kini semakin membesar. Bulan lalu Fara telah menyelesaikan ujian kenaikan kelasnya, kini dirinya tengah bersiap untuk proses lahiran dan bersiap mental untuk menginjakan kaki di kelas dua belas nanti.

"Sarung apa celana ya?," gumam Zidan sambil bertanya entah pada siapa.

Kini pasutri muda itu akan pergi ke rumah sakit untuk check kandungan yang terakhir kalinya.

"Sarung aja mas," jawab Fara yang tak sengaja mendengar gumaman Zidan.

"Eh? Udah selesai, mau pakai sarung warna apa?," tanya Zidan.

"Abu-abu tua aja, terus atas nya pakai Hoodie hitam kamu." jawab Fara. Zidan mengangguk,

Fara berjalan ke lemari, mengambil sarung dan Hoodie milik suaminya. Setelah itu ia berikan ke Zidan,

Zidan menerimanya, ia mencium pipi sang istri sekilas.

"Terimakasih istri," ucap Zidan. Fara mengangguk,

"Sama-sama," jawab Fara.

°°°

Disinilah mereka berada, di rumah sakit Permata Indah. Hanya ada mereka berdua, Azel rencananya mau di ajak tapi balita itu tidak mau dan memilih untuk bersama om-om nya yang sedang berlibur di rumah.

"Mas Fara takut," ucap Fara. Zidan mengelus punggung istrinya guna menenangkan,

Kini mereka tengah menunggu antrian, mereka datang terlambat yang mengakibatkan harus antri terlebih dahulu.

"Gak perlu takut dek, kan periksa kaya biasanya to." ucap Zidan.

"Bukan gitu, Fara takut kalo nanti gak bisa lahiran normal." balas Fara.

"Mau normal atau sesar itu bukan masalah yang besar, yang penting kamu dan anak kita selamat." ucap Zidan. Fara tersenyum,

"Ibu Ghifara Bintang nomor antrian 25 silahkan masuk," suara dari speaker pemberitahuan. (Gatau namanya 😭)

Fara berdiri di bantu dengan Zidan, Zidan memapah Fara untuk masuk kedalam. Sesampainya didalam, dirinya ingin keluar namun di cegat oleh dokternya.

"Pak, kalo mau nemenin gapapa masuk aja." ucap dokter Elzanetha. Masih ingat gak? Kalo gak coba baca ulang part 13,

Zidan mengangguk sembari tersenyum canggung, ia duduk di kursi dekat bed rumah sakit yang di rebahin Fara.

Dokter Elza mulai mengambil alat keperluan, setelahnya dokter Elza mengolesi perut Fara dengan sebuah gel lalu meletakkan dolper (bener gak sih tulisan nya?) ke kanan dan ke kiri mencari letak bayi nya.

"Coba liat ke monitor pak bu, bayi kalian sudah terbentuk dengan sempurna ya, di kalian lihat itu matanya, itu hidungnya, itu mulutnya jari-jari tangan dan kaki semua sempurna alhamdulillah gak ada yang cacat," ucap dokter Elza.

Fara dan Zidan melihat ke monitor, mereka tersenyum melihat buah hati mereka yang masih di dalam rahim Fara.

"Untuk jenis kelamin seperti yang bapak ibu bilang tempo bulan lalu saya tidak akan memberitahu nya, semoga sesuai dengan apa yang kalian impikan ya." lanjut dokter Elza.

Dokter Elza menghentikan alatnya, mengelap gel yang ada di perut Fara dan mematikan alat USG nya. Fara duduk di bantu dengan Zidan dan dokter Elza,

Dokter Elza kembali ke meja dan menuliskan sesuatu, setelah selesai beliau menghampiri pasutri muda tersebut.

"Ini pak bu foto USG nya," ucap dokter Elza sembari memberikan foto hasil USG Fara.

BIMANTARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang