Kara Berbeda
_____________________Jika ada yang berkata buruk kepadamu dan sudah kehilangan kesabaran maka balaslah dengan tamparan supaya dia sadar
~B i p o l a r~
🌵🌵🌵
Lapangan basket SMA Cendrawasih sangat ramai karena sorak-sorakan para murid terdengar sampai ke penghujung kelas.
Sachi tersenyum manis menyambut Alta yang baru saja selesai bermain basket. Ia lalu menyodorkan sebotol air mineral kepada Alta dan diterima baik oleh cowok itu.
"Kamu hebat," puji Sachi.
"Karena ada kamu." Setelah meminum airnya, Alta mengacak-acak rambut Sachi.
"Rosa bilang tadi kamu marah-marah ke Kara lagi?"
Raut bahagia Sachi langsung berubah setelah Alta menyebut nama Kara. Alta tau Sachi sangat membenci Kara, akan tetapi kenapa Kara selalu membahas cowok itu.
"Al, aku mohon jangan bahas dia."
"Kenapa?"
"ALTA!"
Alta menghembuskan nafasnya, "sebentar aku antar kamu pulang."
"Nggak usah," tolak Sachi.
"Kenapa?"
"Aku nggak suka kamu bahas tentang dia lagi," ucap Sachi.
"Maksud kamu, Kara?"
"Alta..."
"Chi, nggak baik benci sama orang. Lagian dia ada salah apa sama kamu sampai sebenci itu ke dia."
"Dia pembunuh Alta, dia juga gila."
"Sachi," tegur Alta.
"Aku mau ke kelas, nanti aku pulang sendiri."
Sachi berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan Alta. Kenapa Sachi bisa setidak suka itu kepada Kara, apa salah cowok itu?
🌵🌵🌵
Hazel berjalan memasuki kelas, Elena yang memang sudah menunggu-nunggu kedatangan Hazel menghampiri gadis itu bersama dengan Melly di sampingnya.
"Tunggu-tunggu-tunggu," Elena berdiri tepat di depan Hazel sambil memegang kedua bahunya.
"Murid baru dari Bali membela parasit SMA Cendrawasih, Woww." Elena membuat mimik muka seolah-olah terkejut.
"Ternyata lo sama rendahannya dengan pacar lo yang sok jago itu."
Elena membulatkan matanya, "berani lo ya sama gue?"
"Terus, apa gue harus takut sama manusia hina kayak lo?"
"Hey, murid baru aja belagu," ucap Mely.
"Lo mungkin udah tertular virus dari parasit itu."
"Kenapa lo yang pusing?" tanya Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...