Kara Bukan Pembunuh!
________________________Orang yang diam saja melihat orang lemah ditindas, itu lebih buruk daripada sampah
~B i p o l a r~
Sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi dan kerupuk menjadi pelengkapnya. Kara menelan air liurnya tak sabar ingin mencicipi nasi goreng buatan Mbak Kusun yang merupakan salah satu penjual di SMA Cendrawasih yang menurut Kara sangat baik.
Hanya Mbak Kusun yang menjadi penjual teramah yang pernah Kara jumpai, selebihnya hanya bisa memarah-marahi Kara terlebih dahulu.
Kara menyantap nasi gorengnya, sangat lezat, apalagi ditambah ia juga sudah lapar sejak tadi.
Galen, Miko, Elena dan Mely baru saja berjalan memasuki kantin. Semua pasang mata menatap ke arah mereka. Tak terlebih Elena dan Mely yang menjadi primadona sekolah Cendrawasih.
Brakk
Galen menghampiri meja Kara dan menggebaraknya. Kara langsung terlonjak kaget dan menatap takut ke arah Galen.
"Sekarang lo berani ngelunjak," ucap Galen lalu menyiram kepala Kara dengan air botol mineral yang berada di tengah meja.
Kara hanya bisa terdiam sambil menundukkan wajahnya merasa takut.
Prangg
Nasi goreng yang baru beberapa sendok masuk kedalam perut Kara harus terbuang begitu saja di atas lantai.
Galen meraih kerah seragam Kara dan mencengkaramnya. "Gue udah bilang ke lo selesain tugas gue sebelum bel bunyi tadi. Dimana buku gue, DIMANA?"
Kara menundukkan wajahnya, "maaf, buku lo robek Gal."
Bugh
Kara tersungkur sampai punggungnya terhantuk oleh kursi kantin. Punggungnya kini terasa ngilu.
Galen menghampiri Kara dan menginjak betis cowok itu. Kara hanya bisa merintih perih sambil mencoba menggerakkan kakinya agar injakan Galen terlepas.
"Rupanya lo mau main-main sama gue?" Galen menyengir layaknya devil. "Lo berani sama gue, ha?"
"Ampun Gal, gue minta maaf."
Krakk
"Arghh."
Betis Kara seperti retak, injakan Galen sangatlah kuat karena ditekan kebawah. Hal itu membuat Kara mengeluarkan cairan bening di ujung matanya yang hampir terjatuh.
"Makanya jangan main-main sama Galen," ucap Miko.
"Honey, buku kamu juga sudah rusak sebab dia," ucap Elena menambahkan.
"Robek dan sudah tak berbentuk lagi." Kini Mely ikut memanas-manasi Galen.
Galen menghentikan injakannya, kini ia berjongkok tepat di hadapan Kara dan meraih dasi cowok itu.
Galen menarik dasi Kara hingga terseret keluar dari kantin. Rasanya Kara seperti tercekik, dengan bersusah payah Kara menahan dasi itu agar tidak terlalu mencekiknya dengan menggunakan tangan.
Kini posisi Kara terduduk sambil membelakangi Galen yang menariknya dengan paksa dan tanpa belas kasih.
Sachi yang baru saja keluar dari perpustakaan bersama dengan Rosa hanya menatap tanpa iba kepada Kara yang diseret seperti binatang.
"Galen seperti manusia yang tak bermoral," ucap Rosa.
"Cara Galen itu tepat, karena yang diseret memanglah binatang." Sachi lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Rosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...