Nasi Goreng
_____________________Upacara sedang berlangsung, terik matahari pagi menyorot para siswa kelas 11 yang berdiri menghadap ke arah timur.
Hazel memicingkan matanya sambil terus saja mendengus sebab amanat pembina upacara yang tidak kunjung habis.
Hazel bosan, kedua kakinya juga sudah terasa keram. Sesekali Hazel meyeka keringat yang mengalir di lehernya.
Kara memperhatikan Hazel, lalu ia mengangkat tangannya menghalau matahari yang menerpa wajah Hazel.
Hazel yang sedang mengipas wajahnya menggunakan tangannya berhenti dan menatap Kara.
"Biar lo nggak kepanasan," ucap Kara.
Hazel meneguk ludahnya kasar, "apaan sih Ka. Turunin!" Hazel menurunkan tangan Kara dengan kasar.
"Kenapa?"
"Gue nggak suka."
"Kenapa lo nggak suka?"
Hazel memejamkan kedua matanya, "jantung gue nggak aman Kara, jangan sampai gue pingsan di tengah lapangan." Suara teriakan dari dalam diri Hazel yang tertahankan.
"Tangan lo bau," ucap Hazel.
Kara mencium tangan kanannya, "nggak bau, biasa aja."
"Bau Kara."
🌵🌵🌵
Jam istirahat berlangsung, semua murid kelas 11 IPA 4 keluar menuju kantin kecuali Hazel dan Kara.
"Ka, bunda bawain lo nasi goreng."
Hazel mengambil nasi goreng di dalam tasnya, lalu mengeluarkannya dan menyimpannya di atas meja.
Tak lupa Hazel juga mengeluarkan botol air minumnya. Hanna memang sering membuatkan Hazel bekal, akan tetapi dia selalu menolaknya.
Alasannya karena Hazel bukanlah anak kecil lagi, umurnya sudah 17 tahun. Hazel sudah mendapatkan KTP.
Tetapi hari ini Hazel sengaja membawa bekal, ia ingin makan berdua dengan Kara.
Ke kantin? Hazel malas melihat tatapan orang-orang yang merendahkan Kara.
Hazel membuka kotak bekal, menampilkan nasi goreng dengan potongan sosis dan satu telur mata sapi.
"Kayaknya enak," ucap Kara. Perutnya langsung lapar melihat nasi goreng yang Hazel bawa.
"Nasi goreng Bunda memang nggak ada duanya, enak!"
Hazel lalu mengambil sendok dan menyendok nasi goreng lalu mengarahkannya ke arah Kara.
"Aaaaa."
Kara tidak membuka mulutnya, ia menatap sesendok nasi goreng yang Hazel suapkan padanya.
"Prangggg"
Abraham menyentakkan sendok yang berisikan sesuap nasi goreng yang akan di berikan kepada Kara.
Kara langsung menunduk takut, sedangkan Bu Sri langsung memohon meminta maaf kepada Abraham.
"Maaf Tuan."
"Jangan beri dia makan sebelum keluarga saya makan duluan, ingat itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...