Jangan Sampai Berakhir
_____________________________Hazel memasuki gerbang sekolahnya, tatapan para murid-murid saat dirinya memasuki pekarangan sekolah membuat Hazel merasa risih.
Murid-murid yang melihat Hazel berbisik-bisik dan menatap Hazel tidak suka.
Hazel memasuki kelasnya, baru saja ia masuk suasana sudah sangat mencekam.
Hazel menatap ke kursinya, disana ada Kara yang menatap Hazel dengan tatapan yang sulit diartikan.
Hazel menghela nafasnya, kenapa Kara tidak mendengarkannya. Hazel menyuruh Kara untuk beristirahat akan tetapi cowok itu malah nekad ke sekolah.
Walaupun Kara tidak di rawat inap kemarin akan tetapi kondisinya belum stabil.
"Ka, kenapa lo datang ke sekolah?"
Bukannya menjawab pertanyaan Hazel, Cloriz yang tiba-tiba datang langsung menarik Hazel keluar dari kelas.
"Ikut gue Zel!"
"Ha?"
Hazel hanya pasrah ditarik oleh Cloriz, saat keluar dari kelas Hazel dapat mendengar teriakan teman-teman sekelasnya.
"Ada apa sih Clo?"
"Lo nggak ngerasa ada yang aneh?"
Hazel terdiam, hari ini bahkan sangatlah aneh baginya.
Kenapa semua murid menatapnya seperti itu.
"Kenapa?"
"Sudah tersebar Zel."
Seketika jantung Hazel sulit untuk berdetak, Hazel merogoh saku seragamnya mengambil ponselnya dan membuka group sekolahnya.
Semua membahas tentang diri Hazel.
Seketika Hazel tidak bisa menopang dirinya sendiri, Hazel terduduk diatas rerumputan.
Foto yang Galen maksud sudah tersebar dipenjuru sekolah.
Dimana Hazel akan menaruh wajahnya, ia sangat malu.
Foto dirinya saat berganti pakaian di toilet sekolah menampilkan dirinya-
Hazel malu, sangat!
"Zel?"
"Tinggalin gue sendiri Clo."
Cloriz memeluk Hazel, "gue tau lo kuat Zel. Lo cuma dijebak disini."
Air mata Hazel meluruh, tatapannya menjadi kosong.
Bagaimana mungkin fotonya dipertontonkan seperti itu.
Cloriz memasuki kelasnya dan langsung di sambut oleh Kara.
"Dimana Hazel?"
"Dia butuh sendiri Ka."
"Siapa yang melakukannya?"
Cloriz menghela nafasnya gusar, "Galen!" Kara membulatkan kedua matanya saat mendengar Cloriz menyebutkan nama Galen.
"Galen memegang foto itu dari seminggu yang lalu Ka, Galen memanfaatkan Hazel dengan foto itu. Itu sebabnya Hazel ngejauhin lo karena ancaman dari Galen."
Setelah mendengar perkataan Cloriz, Kara berlari keluar dari kelas.
Hazel berjalan dikoridor kelas, semua murid masih saja tetap menatapnya.
Hazel meremas rok nya kuat, ia harus siap menerima rasa malu yang sangat besar.
Tiba-tiba remasan kertas mengenai kepala Hazel. Teman-teman yang lain juga ikut melempari Hazel dengan remasan kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...