Antara Kenyataan dan Rasa Sakit
__________________________Tadi malam Hazel membawa Kara pulang ke rumah cowok itu. Hazel mengancam Abraham jika ia masih saja memukuli Kara maka Hazel akan membongkar semuanya.
Hazel geram, bagaimana mungkin Ayahnya sendiri yang menjadi penyebab luka di dalam diri Kara.
Hazel kembali duduk di di samping kursi Kara, Cloriz yang melihatnya hanya mengangkat kedua alisnya.
Hazel tidak takut akan ancaman Galen, mau sampai kapan Galen memperbudaknya.
"Selamat pagi Hazel," sapa Kara.
Hazel hanya tersenyum, lalu menarik kedua pipi Kara.
"Sakit tau nggak," ucap Kara.
"Maaf."
"Eh, tangan lo ngelewatin garis."
Hazel menatap tangannya dan menariknya, "nggak sengaja."
"Jangan lupa sama persyaratan."
"Yaudah lo mau minta apa?"
Kara tampak berfikir. "Nanti deh di saat gue butuh baru gue kasih tau apa."
"Curang ya lo," ucap Hazel dan Kara hanya tersenyum.
Galen, Elena, Mely dan juga Miko duduk di kantin sambil menikmati makanan mereka.
Sampai Miko menepuk bahu Galen saat melihat Hazel berjalan bersama Kara dan juga Cloriz.
"Wah nantangin."
"Nggak bisa di biarin Gal," ucap Elena.
Galen lalu berdiri dan menghampiri Hazel. "Berani ngebantah ya lo?"
"Kenapa?"
Galen menunjukkan smirknya dan berjalan menabrak bahu Hazel. Galen menarik dasi Kara untuk mengikutinya.
"Siap-siap Hazel, permainan akan segera dimulai!" Ucap Elena dan mengikuti Kara.
Galen membawa Kara ketengah lapangan dan mendorongnya sampai tersungkur.
"Gue butuh main-main sekarang," ucap Galen.
Masalhnya di rumah selalu ia lampiaskan dengan memukul Kara. Galen akan merasa puas jika melakukannya.
Bugh
Bugh
Bugh
"Hari ini gue nggak memiliki alasan untuk memukul lo, tapi Hazel sudah memancing emosi gue jadi kalian berdua harus bersiap-siap untuk menyambut kehancuran."
Bugh
Bugh
Bugh
Kara merasa perih pada bagian perutnya serta nyeri dibagian dadanya. Kepalanya juga terasa sangat pusing.
Hazel datang dan membantu Kara untuk berdiri. "Ka?"
Hazel menatap ke arah Galen dengan penuh tuntutan. "Lo gila? Manusia nggak punya hati."
"Lo udah memancing kemarahan gue Hazel, ancaman gue nggak main-main."
"Gue nggak peduli!"
"Ngelawan?!"
Lalu Elena dan juga Mely memegang Hazel, Cloriz di tahan oleh Miko.
"Lepasin gue sialan!"
"Silahkan melihat Kara hancur Hazel," ucap Elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...