Sebuah Ide
_______________________Kara berjalan memasuki kelas dengan memakai topi hitamnya, saat sampai di tempat duduknya, Kara melirik kearah Hazel yang tengah sibuk menyalin tugas dari buku Cloriz.
"Selamat pagi Hazel," sapa Kara.
Sadar akan kedatangan Kara, Hazel menghentikan aktivitas menulisnya dan menatap Kara. "Udah sembuh?" tanya Hazel.
Kara mengangguk.
"Kaki lo?"
"Sudah tidak sakit lagi, gue kira kemarin pas Galen injak betis gue patah tapi karena sering makan ikan jadi tulang gue kuat."
Hazel memutar kedua bola matanya, lalu ia kembali melanjutkan aktivitasnya menyonteknya.
"Lo nggak ngerjain tugas?"
Hazel tidak menanggapi, bagaimana Hazel bisa fokus mengerjakan tugas jika tadi malam saja Kara terus menghantui fikirannya.
Kara menghela nafasnya karena tidak mendapat tanggapan dari Hazel. Karena sangat lelah mengingat tadi malam Kara membeli lem di jam 1 malam dan baru sampai dirumah pada jam 3 pagi Kara tidak tertidur.
Kara mengerjakan tugas sampai suara Adzan subuh berkumandang di masjid.
Merasa janggal jika Kara tertidur dan takut terlambat, maka Kara lebih memilih untuk tidak tidur semalaman.
Kara melepas topi hitamnya dan meletakkannya di atas meja tepat di samping buku Hazel.
Dengan menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangan, Kara memejamkan kedua matanya.
Hazel telah menyelesaikan mencatat selu ih tugasnya, akhirnya bisa keburu sebelum Bu Sofia masuk.
Saat ingin memasukkan buku catatannya kedalam tas, kedua mata Hazel menatap topi Kara yang selalu anak itu gunakan setiap hari dan melepasnya ketika di dalam kelas saja.
Hazel menatap sulaman benang yang tertulis nama Prabakara Pandega di samping topi tersebut.
Ternyata topi hitam itu di desain khusus untuk Kara.
Saat ingin menyentuh topi itu, Kara terbangun dan langsung memasukkan topi hitamnya ke dalam tas.
"Jangan pegang barang orang lain tanpa diberi izin, itu tidak sopan Hazel."
Hazel diam mematung, seperti maling yang tertangkap basah.
"Gu-gue cuma mau pindahin karena topi lo ngelewatin batas meja gue." ucap Hazel.
Dengan idenya tanpa takut dimarahi oleh Bu Retno, Hazel mengeluarkan tipe-ex di dalam tas kecilnya dan memberi garis putih panjang antara meja Hazel dan Kara.
"Ini batas suci masing-masing meja. Barang-barang lo nggak boleh ngelewatin garis ini,begitu juga sebaliknya. Kalau nggak nanti kena denda."
Kara menatap garis putih itu dan mengangguk. "Nanti siapa yang melanggar aturan akan menuruti permintaan dari yang dilanggar." Hazel mengangguk.
Kara lalu mengambil pulpen dan buku di dalam tasnya. Menuliskan sesuatu di tengah buku tersebut.
Peraturan ini di buat di SMA Cendrawasih pada tanggal 08 Oktober 2021
Pembuat peraturan: Hazel Ravindra S
Penulis pernyataan: Prabakara Pandega1. Barang siapa yang melanggar batas suci meja maka pelanggar harus menuruti perintah dari oknum yang dilanggar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...