S e m b i l a n b e l a s

2.3K 258 0
                                    

Permintaan Hazel
________________________________

Suasana masih sangat sunyi, baru beberapa murid-murid SMA Cendrawasih yang berdatangan untuk kembali menuntut ilmu.

Beberapa murid yang baru saja datang memasuki kelas 11 IPA 4 menatap heran kepada seorang murid yang menelungkup kan wajahnya dengan memakai topi hitam dan juga Hoodie berwarna hitam diantara kedua tangan.

Tetapi tidak ada yang berniat menyapa atau menegur, mereka menganggap murid itu tidak ada.

Tanpa mereka sadari, dibalik wajah itu tersimpan luka fisik dan juga batin.

Kara memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah, walaupun kondisinya tidaklah baik akan tetapi jika berdiam dirumah hanya akan menambah rasa sakitnya.

Sudah Kara pastikan, pasti Bu Sri sedang mencarinya karena sudah kabur.

Setelah Bu Sri mengobati luka Kara, Bu Sri menyuruhnya untu beristirahat. Akan tetapi Kara memilih memakai seragamnya dan berangkat ke sekolah lebih pagi.

Hazel memegang kedua tali tas punggungnya dan menatap Kara yang sedang menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan tangannya.

Tidak ada respon apa pun dari Kara saat Hazel mendudukkan dirinya. Biasanya Kara akan menyapanya dengan mengucapkan kata selamat pagi.

Sampai pelajaran berlangsung pun Kara enggan bangkit dari posisinya. Beruntung Bu Dita tidak masuk karena ijin sedang sakit dan hanya memberikan tugas di LKS.

Jam istirahat, Kara masih sama dengan posisinya tanpa ada gerakan apapun.

Satu persatu murid 11 IPA 4 berjalan keluar menuju kantin, mengisi perut yang sedang kelaparan.

"Zel, yuk ke kantin!" ajak Cloriz yang datang menghampiri Hazel dan berdiri di samping meja gadis itu.

"Lo duluan aja deh, gue nanti nyusul."

Cloriz mengangguk dan berjalan keluar kelas bersama Reina.

Kemudian Hazel menatap ke arah Kara, "wah lo ngelanggar peraturan Ka. Siku lo ngelewatin batas meja gue."

Akan tetapi tida ada balasan dari Kara atas perkataan Hazel barusan.

Hazel menghela nafasnya, "Kara.."

Tidak ada pergerakan, Hazel memegang bahu Kara. "Lo baik-baik aja kan?"

Setelah bertanya hal itu, bahu Kara bergetar. Hazel terdiam mematung, apa Kara menangis?

"Kara...?"

"Lo kenapa?"

Bahu itu semakin bergetar, entah kenapa firasat Hazel menjadi tidak enak.

Dengan keberanian, Hazel meraih wajah Kara yang masih tertelungkup dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak luka kebab diwajah Kara serta perban di ujung alisnya.

Kedua mata Hazel berkabut, air mata yang menggenang di pelupuk matanya jatuh begitu saja saat melihat kondisi Kara.

"Kenapa bisa begini?"

"Jangan melihat gue Hazel," ucap Kara lalu memalingkan wajahnya.

Ia merasa malu, malu akan Hazel yang mengetahui kondisinya sekarang.

Diantara banyaknya teman sekelas Kara, baru kali ini ada yang mempertanyakan kondisinya.

Biasanya mau seburuk apapun Kara, mereka hanya akan terdiam dan cuek.

"Lo kenapa?"

"Gue baik-baik aja!"

Bagaimana Hazel bisa percaya jika kondisi Kara yang penuh lebam, belum lagi dibalik hoodie Kara ada banyak lebam memanjang belas cambukan Abraham.

𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang