Olahraga
______________________Hari Selasa merupakan jadwal pelajaran olahraga untuk kelas 11 IPA 4. Setelah melakukan pemanasan,Pak Santoso membiarkan murid-muridnya untuk melakukan olahraga bebas.
Ada yang bermain basket, bola, serta kumpulan cewek-cewek yang memilih untuk berteduh dan bermain ponsel.
Hazel dan Cloriz menghampiri Kara yang duduk sendirian di pinggir lapangan basket.
"Kenapa nggak ikut main?" tanya Hazel.
Kara menggeleng, siapa yang mau mengajak dirinya untuk bermain? apa dia pernah di anggap ada di kelasnya, tentu tidak.
"Lo fikirlah Zel, siapa yang mau ngajak Kara main. Ngajak ngobrol aja mereka enggan."
Hazel menghela nafasnya, "yaudah kekantin aja yuk!"
"Belum jam istirahat, nanti Pak Santoso marah," ucap Cloriz.
Tidak sengaja, kepala Kara terkena lemparan bola basket yang cukup keras . Hazel kaget dan langsung membantu Kara yang terhuyung kebelakang.
"Ka, lo nggak pa-pa?" tanya Hazel khawatir.
Kara menggelengkan kepalanya yang terasa pusing. Kara tidak menanggapi perkataan Hazel karena penglihatannya menjadi buram.
Hazel berdiri dan menghampiri Dino yang merupakan orang terkahir yang memegang bola basket tersebut.
"Lo main basket liat sekitar dong," ucap Hazel marah.
Dino bersedekap dada, "gue nggak sengaja," ucap Dino dengan gampangnya.
"Bohong, lo sengaja lempar bola itu ke arah Kara. Ring basket itu ada di sebelah timur bukan di arah selatan."
"Terserah gue lah mau lempar bola kemana," ucap Dino yang semakin membuat Hazel emosi.
"Minta maaf sekarang!"
"Nggak," tolak Dino.
"Lo udah berbuat salah, minta maaf nggak bakalan turunin harga diri lo kok."
Dino tertawa, "minta maaf ke Kara? sampai lo nangis darah pun gue bakalan nggak mau."
Dino kemudian berbalik, baru beberapa langkah badannya sudah terhuyung ke depan.
Brukk
Hazel melempar bola basket dengan kasar ke arah Dino. "Semua murid di sekolah ini sama. Sama-sama nggak punya hati."
"Cewek sialan," umpat Dino.
"Orang yang udah berbuat salah dan nggak mau minta maaf itu lebih buruk dari pada sampah di dunia ini"
Hazel berbalik dan menarik Kara, Cloriz juga ikut berdiri dan berlari menghampiri Hazel.
"Welll well well," Elena datang dengan gaya angkuhnya. "Seorang gadis menurunkan harga diri Dino sang kapten basket SMA Cendrawasih, berita panas."
Dino mengepalkan kedua tangannya. "Gue nggak terima di permalukan seperti ini," ucap Dino.
"Hmmm, gue bisa bantu lo buat balas dendam."
Dino menatap Elena. "Ayo, ikut gue!"
Hazel membawa Kara menuju kantin, "sekolah ini di penuhi oleh orang-orang gengsi dalam meminta maaf."
"Gue juga bingung, gue akui soal akademik sekolah ini bagus. Tapi attitude kurang di ajarin kayaknya."
"Walaupun sudah di ajarkan moral itu kembali pada diri masing-masing, tergantung mau ditanamkan atau tidak. Sekolah ini bagus nggak ada minesnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...