D u a p u l u h e n a m

2.1K 231 1
                                    

Bertemu Abraham
_____________________________

Hazel menunggu Sachi di depan pagar sekolah, sampai sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan Hazel.

"Maaf udah buat lo nunggu lama," ucap Sachi di kursi kemudi.

"Ndak pa-pa Kak."

Sachi lalu melajukan mobilnya, hari ini Sachi memang sengaja naik mobil. Alta tidak perlu selalu menjemputnya, kasian juga pacarnya itu jika harus bolak balik menjemputnya lalu pergi ke sekolah karena jarak yang berlawanan.

"Lo memang benar mau perjuangin hak seseorang?" tanya Sachi dan membuat Hazel menganggukkan kepalanya.

"Di sekolah itu banyak keanehan Kak, salah satu siswa tidak diberikan haknya sebagaimana mestinya."

Sachi menganggukkan kepalanya, "lo hebat mau perjuangin hak orang lain."

"Menurut gue siapa lagi yang mau bantu dia Kak? dia juga orangnya sangat penyabar, di hina tapi nggak pernah ngelawan."

Sachi menganggukkan kepalanya, lalu tidak lama mobil Sachi memasuki kawasan rumahnya.

"Ayo turun!"

Hazel menganggukkan kepalanya, ia lalu keluar dari mobil dan menatap rumah Sachi yang besar dan megah.

"Duduk!"

Hazel mengangguk dan duduk di sofa, matanya sedari tadi terus memandangi isi rumah Sachi.

Terdapat foto Sachi yang bersama seorang pria paruh baya, Hazel yakin itu adalah ayah Sachi.

Satu figura lagi menampilkan seorang wanita cantik yang sedang menggendong anak perempuan yang masih berusia sekitar 8 bulan.

"Bi, tolong buatin minum." Perintah Sachi dan langsung di anggukki oleh Bu Sri.

Tidak lama, seorang pria dengan kacamata yang bertengger di hidungnya turun dari tangga bersama dengan seorang wanita.

Akan tetapi wanita itu memiliki wajah yang berbeda pada foto figura yang Sachi lihat tadi.

Di belakangnya ada Sachi yang juga ikut turun ke bawah.

Hazel menjabat tangan dengan Ayah dan juga Ibu dari Sachi.

"Selamat sore pak," ucap Sachi.

"Panggil om saja, kamu temannya Sachi kan?" tanya Abraham.

Hazel menatap Sachi, apa statusnya dengan Sachi adalah sepasang teman?

"Dia adik kelasnya Sachi, Ayah. Sudah aku anggap sebagai teman."

Hazel menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Siapa namamu?"

"Hazel Ravindra, om."

Abrah mengangguk, "kata Sachi kamu ingin menemui saya dan berbicara penting?"

"Iya om,"

"Katakanlah!"

"Saya disini cuma mau meminta hak salah satu murid dari SMA Cendrawasih, dia tidak diberikan hak seluruhnya. Dia selalu mendapat penghinaan dan guru-guru hanya menutup mata atas apa yang menimpanya."

Abraham terdiam dan mengerutkan keningnya. Selama ini ia tidak pernah mendapat laporan apapun jika terdapat pembullyan hebat di sekolah yang sudah ia bangun.

Tidak ada laporan orang tua yang mengeluh padanya, siswa itu juga tidak pernah mengeluh padanya. Lalu? kenapa siswi ini yang meminta hak siswa itu.

𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang