Teman
___________________Kara, Hazel dan Cloriz berjalan beriringan di koridor kelas. Banyak pasang mata yang melihatnya, karena setelah sekian lama ada yang mau berjalan dengan Kara.
Apalagi kini Clo ikut bergabung. Kara berhenti sehingga membuat Hazel dan Clo menatapnya bingung.
"Kenapa?"
"Kalian berdua jalan duluan aja," ucap Kara.
Hazel menyadari, tatapan sekitar yang tidak suka sebab Kara berjalan dengannya.
Hazel meraih tangan Kara, "nggak usah perhatiin mata mereka, ayo!" Hazel menarik tangan Kara.
"Bener Ka, bodo amatin aja." Cloriz ikut bersuara.
"Lo ngapain ikut-ikutan juga?" tanya Hazel.
"Emang nggak boleh?" tanya Clo.
"Boleh kok, gue suka banyak temen gini."
Hazel memutar kedua bola matanya, lalu kembali berjalan.
Sampai di depan koridor kelas 10, Galen, Elena, Mely dan Miko berdiri sambil bersedekap dada dengan angkuh.
"Kumpulan ular medusa," ucap Cloriz pelan.
"Hai Clo," sapa Miko.
Mely yang melihatnya menjadi tidak suka. Mely menyukai Miko dan Miko menyukai Cloriz.
"Apa lo?" tanya Cloriz kepada Miko.
"Kalem baby."
"Kalem kau babi."
Galen menghampiri Kara, akan tetapi langsung di hadang oleh Hazel. "Lo nggak ada capek-capeknya ya cari maslaah terus?"
Galen tertawa sinis, lalu mendorong Hazel. "Gue nggak ada urusan sama lo!"
"Hazel," ucap Kara khawatir.
"Urusan Kara urusan gue juga!"
Elena ikut maju dan memandang Hazel tidka suka. "Lo ngapain sih, ikut campur mulu? suka lo sama Kara, sampai ngebela dia sejauh ini."
"Buka urusan lo kan?"
Elena memegang tangan Hazel kuat dan meremasnya. Hazel tidak tinggal diam saja. Ia memutar tangan Elena dan kini posisinya terbalik.
"Aww" ringis Elena.
Galen panik dan langsung melepaskan pegangan tangan Hazel dengan kasar.
"Jangan kasarin Hazel," ucap Kara.
"Berani lo ngelawan sekarang, ha?"
"Udah deh udah, Hazel nggak usah kepancing sama kumpulan ular medusa ini." Cloriz maju ketengah, ia tidka ingin ada perdebatan antara Hazel dan kumpulan Medusa.
Murid-murid yang belum pulang ikut berkerumun.
"Iyyuh, di jaga tuh mulut," ucap Mely.
"Kain terpal nggak usah banyak bacot," ucap Cloriz dan mebgangkat tangannya menyuruh Mely diam.
"Liat tuh Mik, lo suka sama modelan cewek kayak dia? selera lo rendahan."
Cloriz mencoba bersabar, akan tetapi Mely memancingnya. "Gue udah sabar ya ngadepin lo," ucap Cloriz.
Hazel menatap Clo, kini cewek itu yang kepanasan kepada salah satu Medusa.
"Apa? lo fikir gue takut, nggak."
"Pengen di cincang ya Lo, nantangin."
Miko yang melihat tanduk di kepala Cloriz langsung menahannya. "Stop, Clo yang cantik sabar. Tetap Clo terbaik di hati Miko."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...