Berikan Luka Lalu Obati
_________________________________Hidup Kara berubah menjadi seperti dulu, redup. Tanpa adanya Hazel yang akan menjadi pelitanya.
Galen menjadi leluasa saat membully Kara. Kini Kara sendirian, kembali seperti awal penderitaannya.
Cloriz? Gadis itu memang sering membantu Kara saat mendapat hinaan dari Galen akan tetapi tidak selamanya Cloriz ada di sisinya seperti Hazel.
Sekarang Kara berada di kelas sendirian, ia lebih memilih tetap berada di dalam kelas daripada ke kantin.
Jika Kara ke kantin maka ia akan dijadikan babu oleh Galen lagi. Kara tidak mau.
Tidak lama Hazel masuk ke dalam kelas sambil membawa sebotol air mineral dan juga sebungkus roti.
Melihat kelas yang sepi, Hazel meletakkan air mineral tersebut ke atas meja.
Kara menatap Hazel lalu tersenyum, apa Hazel nya sudah kembali?
"Makan!" Suruh Hazel.
Saat ingin kembali berjalan, Kara menahan lengan Hazel.
Hazel hanya menghela nafasnya dan duduk di samping Kara.
"Gue nggak bisa selamanya sama lo terus."
Kara mengangguk, "lo Masih sama Zel, masih peduli sama gue."
"Anggap aja kepedulian gue sebagai rasa kasian buat lo."
"Gue terima rasa belas kasih dari lo asalkan lo berjanji akan selalu berada di sisi gue, Zel."
"Maaf Ka, gue nggak bisa seperti dulu lagi. Gue nggak ingin ikut terluka sama kayak lo, cukup lo aja yang ngerasain."
Kara penuh akan luka, siapa yang akan mendekatinya maka siapkan diri untuk ikut terluka juga.
Kara akui itu, yang hanya ia bagi hanyalah penderitaan karena Kara memiliki banyak beban dalam hidupnya.
Gelap, luka dan kesunyian. Tiga hal itulah yang menggambarkan sosok dari Kara.
Jadi apa yang harus diharapkan dari hidupnya? untuk membahagiakan dirinya sendiri saja susah apalagi untuk membahagiakan orang lain.
"Gue tau Zel, gue akan bantu lo dengan ikut menjauh. Makasih sudah pernah menjadi pelindung gue."
Hazel merasa pedih mendengarnya. Ini juga bukan kemauannya.
Menjauhi Kara tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hidupnya. Karena Hazel sudah berjanji akan selalu berada di sisi Kara.
Akan tetapi Kara terlalu tertutup, masih banyak rahasia yang belum Kara ceritakan padanya.
Bagaiaman Hazel bisa membantunya, sampai pada titik untuk menjauh Hazel semakin sulit melakukannya.
"Perihal menjauh pasti memiliki sebuah alasan," ucap Hazel.
Kara menganggukkan kepalanya, alasan Hazel menjauh karena tidak ingin ikut terluka sama spertinya.
Hazel lalu berjalan menuju bangkunya kembali sebelum teman-teman dikelasnya masuk.
🌵🌵🌵
Kara mengunjungi makam Bundanya. Jika orang nyata tidak dapat mendengar ceritanya, mungkin orang yang sudah tiada masih mau mendengarkannya.
"Bunda, Kara kembali sendiri."
Hening, hanya ada suara hiliran angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂
RandomPrabakara Pandega, sosok laki-laki yang harus merasakan penderitaan setelah ia baru saja di lahirkan. Kematian sang Bunda membuat Kara selalu di salahkan oleh keluarganya. Pembunuh! Satu kata berjuta tusukan untuk Kara. Keluarga yang seharusnya mend...