T i g a p u l u h s a t u

2.2K 224 14
                                    

Pelindung Yang Lain
_____________________________

Keeseokan harinya, ternyata Hazel masih saja tetap mendiami Kara. Gadis itu masih duduk di bangku belakang sendirian.

Saat Hazel berjalan melewati Kara, ia meraih lengan Hazel. "Zel?"

Hazel melirik ke arah Kara sejenak lalu menghempaskan tangannya. Kara yang mendapat perlakuan seperti itu hanya tersentak terkejut melihat reaksi Hazel.

"Ayo ke kantin, Ka!"

Kara mengangguk dan berdiri, kemudian Kara berjalan di belakang Cloriz untuk pergi ke kantin.

Suara riuh memenuhi kantin, sesaknya para siswa memenuhi kantin untuk mengisi perut yang sudah sangat kelaparan.

Galen, Elena, Mely dan juga Miko duduk di satu meja yang sama.

Elena yang terus menempel pada bahu Galen, serta Mely yang terus mendekati Miko.

"Jangan deket-deket," ucap Miko mencoba mendorong Mely yang terus bergelantungan di bahunya.

"Miko jahat deh."

"Terserah gue lah, bahu gue diciptakan cuma untuk Cloriz jadi cuma dia yang berhak bersandar di bahu gue."

Mely mencebikkan bibirnya, lagi dan lagi Cloriz. Apa sih kelebihan Cloriz? cewek tomboy dan kaku seperti dia.

Mely lebih cantik dan terlihat sangat anggun, walaupun sisi centil dan caper masih sangat melekat pada dirinya.

"Gal, kapan aku di ajak ke rumah kamu?" tanya Elena.

Sudah 1 tahun mereka berdua pacaran akan tetapi Galen tidak pernah mengajak Elena ke rumahnya.

"Mau ngapain ke rumah?"

"Ketemu orang tua kamu lah!"

Galen menghela nafasnya, "nggak usah ketemu sama mereka, ngapain coba."

Elena menegakkan badannya dan menatap Galen kesal. "Kita udah pacaran setahun, aku juga mau dikenalin sama Mama kamu."

"Itu nggak penting El," ucap Galen.

"Jadi selama ini aku nggak penting?"

Galen menghela nafasnya, lalu ia memegang kedua tangan Elena yang berada di atas meja.

"Mereka nggak penting buat ketemu sama kamu," ucap Galen.

Elena menarik tangannya, "tau ah malas aku sama kamu."

Galen mencubit pipi Elena gemas, "jangan marah dong yang."

Elena melepaskan tangan Galen yang mencubit pipinya, "jangan cubit-cubit, sakit tau nggak."

"Makanya jangan marah."

Elena tersenyum lalu memeluk Galen, "mana bisa aku marah sama kamu."

Di depan Elena, Galen bisa berubah menjadi cowok yang lembut dan penyayang.

Galen sangat mencintai Elena, walaupun gadis itu memiliki sifat yang manja akan tetapi Galen tetap menyukainya.

Sikap manja Elena yang telah membuat Galen gemas dan tambah mencintai Elena.

"Eh, itu kan Hazel?" ucap Miko.

Galen tersenyum melihat Hazel, saat Hazel melewati mejanya Galen menahannya dengan memegang tangan Hazel.

"Duduk disini!"

"Ogah!"

"Lo mau foto itu tersebar?"

𝓐𝓷𝓽𝓪𝓰𝓸𝓷𝓲𝓼 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang