10

7.6K 662 12
                                    

Saat ini Lian Wei sedang berada di halaman belakang bersama Tabib Luo. Tabib Luo sangat terkejut dengan banyaknya tanaman herbal langka di halaman ini.

"Putri semua tanaman ini?"

"Iya seorang penjual di pasar berkata jika aku pemilik sah nya karena menemukan tanaman ini itu tempat yang tersembunyi. Aku juga tidak tahu apa maksud perkataannya"

"Jika kau butuh kau bisa mengambil beberapa"

"Tidak putri, saya tidak berani. Bekerja bersama anda saja suatu kehormatan bagi saya"

"Tidak apa Tabib Luo, kau sudah ku anggap paman ku" ucap Lian Wei dengan menepuk pundak Tabib Luo, segera ia meracik ramuan Hellebore dan Hate Poison.

Jika Hellebore ramuan untuk pencuci perut maka Hate Potion adalah ramuan yang bisa membuat si peminum mengatakan kesalahan terbesarnya.

"Putri yang ini ramuan apa?"

"Hate Potion, kau mau resepnya?" ucapnya dengan menyodorkan resep.

Tabib Luo mengambil resep itu, kemudian ia menyerahkan bahan yang belum ada untuk membuat ramuan Hellebore. Sementara itu Tabib Luo mempelajari resep ramuan sebelumnya. Setelah jadi ia akan membakar resep itu sampai habis.

Mereka berkutat di sana hingga menjelang malam. Kedua orang ini jika sedang asik membuat ramuan pasti akan lupa waktu. Mingmei menghampiri Lian Wei di halaman belakang.

"Putri, Pangeran Wang datang berkunjung"

"Untuk apa dia kesini?" tanyanya yang masih asik meracik ramuan.

"Apa aku tidak bisa bertemu dengan calon putri ku sendiri?"

Seketika semua aktivitas mereka terhenti. Untung saja Tabib Luo tidak menjatuhkan mangkuk yang berisi ramuan yang sudah jadi itu. Segera Tabib Luo memberi salam pada Wang Xuemin.

"Aku sibuk, kau tunggu saja di dalam" ucapnya yang kembali memasukan ramuan ke dalam botol, begitu pun dengan Tabib Luo, hanya saja Tabib Luo sedikit menyingkir dari sana.

Saat semua sudah masuk ke dalam botol, sebuah tangan melingkar di perut Lian Wei, iya siapa lagi pelakunya jika bukan Wang Xuemin. Langsung saja ia menyikut perut Wang Xuemin, sedangkan yang di sikut mengaduh sakit.

"Ah.... tenaga mu benar-benar" ucapnya meringis sakit dengan memegang perut yang di sikut oleh Lian Wei.

"Ck sudah ku bilang aku sibuk. Aku tidak suka di ganggu jika sedang melakukan hal penting"

"Mingmei simpan ini" ucapnya dengan menyerahkan dua botol ukuran sedang pada Mingmei, segera Mingmei menerima botol itu.

"Putri, pangeran hamba permisi" ucap Tabib Luo yang sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Lian Wei hanya mengangguk, kemudian mengalihkan tatapannya pada Wang Xuemin.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat"

"Aku tidak ikut"

"Tapi sayang sekali aku tidak suka di bantah" ucapnya yang sudah menari tangan Lian Wei pelan dan pergi dari sana.

Mereka duduk di kereta kuda megah milik Wang Xuemin. Memang berbeda sekali, sangat jelas bahwa dia adalah pangeran agung sedangkan Lian Wei hanya seorang sampah. Kereta kuda saja tidak punya, sedangkan semua saudarinya memilikinya.

Lian Wei memandang takjub pada desain interior kereta ini. Di luar sangat sederhana namun di dalamnya sangat megah. Terdapat meja kecil dengan teh dan camilan. Jalan kereta ini pun sangat mulus, tidak seperti pada kereta umumnya.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang