44

1.7K 164 5
                                    

Xu Kai dan Lian Wei saling memberi salam. Kemudian mereka bersiap pada posisi. Lian Wei masih tenang di tempatnya. Xu Kai mulai menyerang, namun Lian Wei hanya menangkis serangan. Lama mereka seperti itu membuat Lian Wei bosan.

Sringgg...
Trang....

Lian Wei memblokir serangan Xu Kai dan membuatnya mundur beberapa langkah.

"Apakah sudah cukup?" tanya Lian Wei.

"Apa?"

"Sekarang giliran ku" ucapnya dingin.

Lian Wei mulai maju menyerang Xu Kai. Aura yang di keluarkan nya sangat tajam. Ia seperti melihat musuh di depannya. Aura seorang komandan militer menguar darinya.

"Yang ini, yang ku maksud tuan putri" bisiknya pada Lian Wei.

Sementara orang yang menonton semakin seru, mereka bertaruh jika Lian Wei akan menang. Namun juga ada yang bertaruh Lian Wei kalah.

Lian Wei menyerang dengan anggun tapi sangat fatal, ia menyerang titik terlemah lawan. Namun ia menahannya karena ia tahu ini hanya latihan. Mereka saling menangkis dan menyerang. Hingga akhirnya Lian Wei memutar tubuhnya dan sudah berada di belakang Xu Kai dengan pedang tepat di depan lehernya.

Xu Kai sontak menjatuhkan pedang miliknya. Dengan begini Lian Wei menang. Semua yang menonton sangat terpukau dengan serangan Lian Wei. Anggun tapi mematikan dan sangat tajam.

"Kau kalah pangeran" bisik Lian Wei.

"Kau curang, kau mengeluarkan begitu besar aura kepemimpinan mu. Itu membuatku tertekan tahu"

"Dasar lemah" ucapnya seraya mendorong Xu Kai hingga terjatuh ke lantai arena.

"Li Xinhua akan berperang di barisan terdepan dengan para senior" ucap Luoyang.

"Latihan sampai disini, besok lanjutkan dengan latihan pedang" ucap Duke Xinxi.

"Dasar sombong" batin Yuze.

"Kau hebat Xinhua" puji Bei Chen.

"Kau juga Bei Chen"

"Maaf aku terlihat terlalu memusuhi mu"

"Tidak masalah. Aku pergi dulu sampai nanti"

"Baiklah sampai nanti"

"Aura yang di keluarkannya kenapa mirip dengan aura pemimpin Xinxin? Aku harus mencari tahu hal ini" batin Bei Chen.

***

"Ah itu kan Putra Mahkota dan Pangeran Kedua"

"Benar itu mereka"

"Cepat beritahukan ini pada Yang Mulia"

"Baik"

Seseorang pergi memberitahu kabar kepulangan kedua pangeran pada Kaisar Li. Sementara orang yang di cari sedang asik meminum teh yang di berikan Selir Cui. Seorang prajurit masuk kedalam aula singgasana.

"Hormat Yang Mulia"

"Bangun"

"Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran Kedua sudah kembali"

"Mereka kembali? Apa mereka bersama putri pertama?"

"Ini... Mohon maaf Yang Mulia. Tapi hamba tidak melihat Tuan Putri bersama mereka"

"Cepat suruh mereka kemari"

"Baik Yang Mulia"

Setelah kepergian prajurit itu Kaisar Li melemas. Ia sangat menantikan kepulangan putrinya. Tapi ia tetap tidak bisa melihat putrinya kembali.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang