90

2.1K 103 13
                                    

Anming memberikan berkas pada Lian Wei, yang langsung di ambil olehnya. Lian Wei mulai membacakan isi berkas itu.

"Menurut Tabib Luo, tabib kekaisaran yang sudah lama pensiun. Didalam tubuh Permaisuri Li terdapat berbagai macam jenis racun. Racun yang paling mematikan di minum sebelum Permaisuri Li melahirkan"

Berbagai macam sahutan orang terdengar, memenuhi seisi ruangan. Sementara Li Song sudah menahan amarah dengan mengepalkan kedua tangannya. Sementara Jiazhen memandang kedua putrinya kesal, ia tahu jika kedua putri yang di manjakan olehnya menyiksa putri pertama.

"Apa kalian tahu jika reaksi racun itu akan terpicu saat Permaisuri Li melahirkan?"

"Apa? Tidak mungkin" sahut Xiuhuan tidak percaya.

"Aku tahu kau tidak akan percaya gege, maka aku akan menghadirkan Tabib Luo"

"Apa? Bukankah dia sudah mati?" ceplos Lien Hua pada Mayleen. Tatapan semua orang mengarah pada mereka.

"Salam Yang Mulia Kaisar dan para pangeran juga putri" ucap Tabib Luo.

"Tabib Luo benarkah apa yang dikatakan putri pertama, jika Permaisuri meninggal karena racun?" tanya Jiazhen.

"Benar Yang Mulia, saya sendiri yang memeriksa keadaan Permaisuri kala itu. Saya sudah mengatakan pada Mendiang Permaisuri jika beliau melahirkan, maka beliau akan meninggal. Tetapi Permaisuri tetap ingin melahirkan tuan putri" jelasnya.

"Namun ada satu hal yang tidak ku mengerti"

"Katakanlah" pinta Jiazhen.

"Tubuh putri sejak bayi menyerap racun dalam tubuh Permaisuri, hingga suatu hari saat putri pingsan tidak sadarkan diri beberapa tahun yang lalu akibat terjatuh kedalam kolam. Saya menyadari jika tubuh putri penuh dengan racun, lalu saya mencoba menusuk jarinya dengan jarum perak dan ternyata itu memang benar"

"Kau benar Tabib Luo, darahku beracun. Itu karena aku seringkali di beri makanan beracun yang membuatku kebal terhadap racun"  ucapnya lalu melirik Mingmei.

Mingmei membawakan wadah perak berisi air dan belati. Lian Wei mengambil belati itu dan membeset ujung jarinya kemudian ia teteskan kedalam wadah perak berisi air. Air berubah menghitam dan belati yang digunakan juga berubah warna.

"Kalian bisa melihatnya sendiri, lalu orang mengirimkan racun pada Permaisuri adalah Selir Zhu. Jadi aku hanya membalaskan dendam ibuku"

"Kau! Kau yang membunuh ibuku!" pekik Mayleen.

"Meimei, kau yang bilang membunuh wanita kaisar adalah kejahatan besar. Aku sudah menghukumnya sesuai dengan hukum kekaisaran. Lagi pula bukan aku yang membunuhnya, aku hanya menyiksanya dengan sadis. Tapi kau sendiri yang membunuhnya dengan mu sendiri malam itu bukan?"

"Apa?! Tidak untuk apa kulakukan hal itu?"

"Tentu saja kau tidak puas dengan ibumu. Ibumu merusak rencana mu. Itu sebabnnya kau meracuni Selir Cui bukan? Kau sengaja pulang dari akademi dan membawakannya hadiah"

"Apa? Kau meracuni ibuku?!" kesal Lien Hua.

"Sudah ku bilang ini drama yang menarik. Bagaimana jika di jadikan film ya?" batin Lian Wei senang.

"Oh meimei, kau juga berkomplot dengan Paman Hong untuk pemberontakan di Kerajaan Wei kan?"

Lian Wei mengambil berkas lain dan menyerahkan pada ayahnya. Ia membacanya kemudian membanting berkas itu di hadapan Mayleen.

"Li Mayleen!" marah Jiazhen.

"A-ayah aku tidak melakukan hal itu"

"Bagus sekali Mayleen, aku menganggap mu adikku tapi kau malah meracuni ibuku!" bentak Lien Hua yang mengamuk. Ia menjambak rambut Mayleen kuat.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang