34

3K 278 4
                                    

"Jiejie apa benar jalang itu sudah mati?"

"Ya itu benar, siapa yang akan tahan dengan racun itu"

"Racun yang kau berikan apakah sangat berbahaya"

"Hmm katanya akan membunuh secara perlahan"

"Lalu untuk apa gege pergi kesana jika dia sudah mati"

"Membawa mayatnya tentu saja hahaha"

"Hahaha kasihan sekali dia, dia bangun dari kematian lalu mati lagi. Nasib buruk apa yang menimpanya hahaha"

"Kau benar May'er. Sudahlah mari kita rayakan kemenangan kita"

Mereka merayakan kemenangan itu dengan berbelanja barang-barang mewah. Yang tepat pada hari itu Lian Wei juga keluar dari istana Wang dengan menyamar sebagai laki-laki.

Ia menelusuri pasar di temani oleh salah satu pengawal bayangannya agar tak di curigai orang lain. Hingga ia menyadari ada seseorang yang menabraknya dan menjatuhkan barang bawaannya. Lian Wei hanya diam tanpa mau membantu mengambil barang yang terjatuh itu.

Lian Wei hanya berlalu begitu saja dari hadapan orang itu, hingga hal itu membuat seseorang itu kesal.

"Hei kau! Kenapa tidak mengambil barang yang jatuh ini?"

"Bukan aku yang menabrak mu" ucapnya tanpa berbalik.

"Uh tetap saja kau kan seorang pria! Harusnya kau membantuku"

Lian Wei membalik tubuhnya dan melihat siapa orang yang menabraknya.

"Lien Hua dan Mayleen?"

Lian Wei menilai penampilan mereka dari atas hingga bawah.

"Kau punya dua tangan dan dua kaki, dan juga tubuhmu sehat. Jadi ambil sendiri barang mu" ucapnya lalu berlalu pergi.

"Kau! Lihat saja aku akan buat perhitungan padamu!" pekik Lien Hua.

"Tampan" kagum Mayleen.

Pletak...

"Aww... sakit" rintih Mayleen.

"Kau ini untuk apa mengagumi rakyat jelata itu" ucap Lien Hua kesal lalu memunggut barangnya yang terjatuh.

"Tapi dia terlihat dari kalangan atas tuh" celetuk Mayleen membela pria itu.

"Kau ini, kau pikir seorang putri bisa bersanding dengan bangsawan rendah?" kesal Lien Hua.

"Dengar May'er kau hanya boleh menikah dengan seorang pangeran atau putra mahkota mengerti?"

"Bagaimana jika pemuda itu ternyata sedang menyamar? Atau sebenarnya dia adalah seorang pangeran atau putra mahkota dari kerajaan lain?"

"Kau ini bodoh atau bagaimana hah?! Sudah berhenti mengkhayal, ayo kita pergi sekarang"

Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan memasuki toko perhiasan. Sementara itu Lian Wei sedang berpikir sebelum memasuki resto miliknya.

"Cari tau apa yang dilakukan anak rubah itu" perintah Lian Wei mutlak pada pengawal bayangannya.

"Baik tuan" ucapnya lalu segera menghilang dari sana.

Setelah memasuki toko segera Bao Yu yang melihat seseorang yang tidak asing baginya menghampiri orang itu.

"Pu-tuan anda sudah datang?" tanya Bao Yu yang di jawab dengan anggukan Lian Wei.

"Mari tuan, saya sudah menyiapkan ruangan khusus untuk anda" ucapnya dengan berjalan lebih dulu dan di ikuti oleh Lian Wei.

Memang selama ini semua tokonya berkembang pesat dan semakin besar. Rumah makan miliknya sekarang memiliki ruang khusus untuk diskusi tertutup para bangsawan yang sedang menyamar.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang