37

2.7K 292 7
                                    

"Ku dengar jika sampah itu berada di Kerajaan Wu, maka akan sulit untuk memastikan dia hidup atau mati" keluh Selir Cui.

"Kekasihku untuk apa kau memikirkan sampah itu. Yang harus kau pikirkan adalah bagaimana cara menggulingkan kaisar bodoh itu"

"Apa?"

"Kau tidak inginkan jika kau selamanya menjadi seorang selir saja? Apa kau tidak ingin menjadi permaisuri ratu?"

"Aku sangat ingin, tapi untuk menggulingkan kaisar ku rasa tidak bisa. Kaisar memiliki putra mahkota yang siap mengantikannya"

"Maka kita harus menyingkirkan putra mahkota juga. Apa yang sulit hmm?"

"Pangeran ke dua memiliki pasukan terkuat ia juga bisa menjadi putra mahkota kedua jika terjadi suatu hal pada putra mahkota"

"Kau ini! Kenapa sepertinya aku merasa kau tidak mau menggulingkan kaisar hah? Kau membelanya sekarang?! Apa kau sudah mencintai suami mu itu sekarang?"

"Apa? Aku tidak—"

"Bagaimana dengan anak kita? Lien Hua?"

"Jaga ucapan mu! Anak ku Lien Hua adalah anak ku dengan kaisar. Aku tidak pernah mengandung anak mu"

"Hahaha kau bodoh ya ternyata. Kau lupa apa yang kaisar lakukan padamu hmm? Kau masih mau melindungi dia sekarang?"

"Kenapa diam kekasih ku? Ayo bantu aku. Tugas mu hanya memberikan bubuk ini pada makanan kaisar" ucap lelaki itu seraya menyerahkan sekantong bubuk pada Selir Cui.

"Jadi mereka berencana menyingkirkan ayah dan juga gege" analisa Lian Wei.

Kedua orang itu hanya mengangguk setuju, kemudian Lian Wei mengangkat salah satu kakinya dan menekuknya. Kemudian salah satu tangannya di topang ke atas kakinya.

"Hei panggil salah satu gisaeng yang cerdik" perintah Lian Wei pada Anming dengan sumpitnya. Segera setelah mendengar perintahnya Anming bergegas mencari gisaeng.

Tidak membutuhkan waktu lama, Anming kembali dengan membawa seorang wanita. Wanita ini terlihat polos dari luar.

"Mendekat lah" titahnya seraya menepuk tempat di sampingnya.

Segera gisaeng itu mendekat dan duduk di sebelahnya. Lian Wei memandang manik mata cantik itu.

"Cantik, pemberani, memiliki tekad yang kuat pula dan cerdik. Kau pintar panglima" analisa Lian Wei.

Belum habis keterkejutannya Lian Wei sudah kembali membuat wanita itu terkejut.

"Bagaimana jika kau ku bayar menjadi mata-mata?"

"Ma-maksud tuan?"

"Kau bekerja dengan memberikan ku informasi penting dari sini. Tentu kau tahu orang-orang dari kalangan bangsawan. Karena kau juga berasal dari sana sebelum keluarga mu hancurkan?"

"Ba-bagaimana anda mengetahui hal itu"

"Tidak mungkin seorang gisaeng biasa semenawan ini bukan? Cara berjalan dan cara duduk mu menunjukkan kau berasal dari sana" ucapnya seraya meneguk teh.

"Jika kau setuju, aku akan membantu mu balas dendam" ucap Lian Wei dengan menoleh pada wanita itu dengan tatapan tajamnya.

"Bisakah saya percaya padamu tuan?"

"Tentu saja kau bisa percaya padaku. Datang ke alamat ini untuk menemui ku besok. Tapi sebelum itu aku ingin kau melakukan suatu hal padaku"

"Baiklah apa yang perlu ku lakukan?" ucapnya sedikit takut dengan aura ketiga orang ini terlebih pada Lian Wei.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang