40

1.9K 173 3
                                    

"Xue Yan tarik!" ucapnya seraya ikut menarik tali itu.

Mereka menarik tali yang sudah di ikat pada pohon. Setelah sekian lama menarik hingga muncul sebuah tangan dari dalam lubang. Segera setelah menyadari bahwa orang tersebut akan keluar, Lian Wei menarik tangan tersebut.

"Pegang tanganku!"

Sekuat tenaga mereka saling berusaha untuk meraih tangan satu sama lain. Hingga akhirnya Lian Wei mendapatkan itu, ia melepaskan pegangan pada tali dan berfokus untuk menarik keluar tangan tersebut.

Brak...

Mereka terjatuh bersamaan dengan Lian Wei hang berhasil menarik keluar orang tersebut. Xue Yan yang melihat keduanya terjatuh segera menghampiri mereka.

"Xinhua! Kau tidak apa?"

"Xue Yan tidak perlu cemas, aku tidak apa"

Xue Yan membantu Lian Wei untuk bangun. Lalu beralih membantu orang yang tadi terjatuh.

"Terimakasih atas bantuan kalian, jika bukan karena kalian aku pasti tidak bisa keluar dari sini"

"Tidak mungkin, anggota akademi pasti akan membantu jika proses perekrutan sudah selesai"

"Oh begitu ya?"

"Tentu saja, tidak mungkin mereka menelantarkan calon murid seperti ini. Jika iya maka kaisar keji itu akan menghukum akademi ini. Syukur-syukur di beri hukuman ringan jika beri hukuman menghancurkan akademi—" ucapan Lian Wei terpotong.

"Duke Xinxi tidak bisa membangun akademi di manapun" lanjut Xue Yan bergidik ngeri.

Kaisar Li terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam mengadili. Ia hanya percaya pada fakta yang sudah di selidiki dengan baik. Namun sayang Kaisar Li tidak bisa berbuat seperti itu pada keluarganya sendiri.

"Oh ya aku Xie Nian" ucap orang tersebut memperkenalkan diri.

"Li Xinhua, ini Xue Yan" ucap Lian Wei memperkenalkan dirinya dan Xue Yan.

"Ayo kita keluar dari sini"

Semakin memasuki hutan mereka melihat ada kabut tebal di depan. Disana terlihat banyak calon murid tidak berani untuk masuk. Lian Wei mengeluarkan sebotol pil dan memberikannya pada Xue Yan dan Xie Nian. Ia juga menyuruh mereka untuk membagikan pada murid yang tersisa. Setelah selesai Lian Wei mengambil tali, yang di gunakan saat menolong Xie Nian dan mengikatnya pada lengan kanan mereka dan lengan kanannya sendiri.

"Tidak boleh terlepas" perintahnya.

Mereka berdua hanya menganggukkan kepala menanggapi Lian Wei. Mereka berjalan masuk di susul oleh murid yang lain. Lian Wei hanya membagikan pil kada mereka tapi untuk menemukan jalan sendiri, ia tidak akan membantu mereka.

"Xinhua yang tadi pil apa?" tanya Xie Nian.

"Penawar racun, khawatir hutan ini termasuk hutan racun. Kita akan semakin dalam memasuki hutan. Maka kapasitas racunnya akan semakin kuat"

"Tapi kenapa akademi memiliki hutan ini" tanya Xue Yan.

"Konon hutan ini adalah jalan satu-satunya menuju Kolam Teratai Emas. Teratai itu memiliki banyak khasiat, namun jika di konsumsi orang itu akan kehilangan kesadaran dan menjadi tidak terkendali"

"Apakah seberbahaya itu?"

"Tidak jika seorang ahli bela tinggi yang tingkatnya setara atau hampir menyamai dengan dewa"

"Aku baru tahu ada hal seperti ini. Tadi kau bilang hutan ini jalan satu-satunya. Berati untuk masa kini ada jalan lain untuk sampai pada kolam?"

"Kau benar Xie Nian. Tapi aku tidak tahu jalan lainnya. Hanya Kaisar Li dan Duke Xinxi yang mengetahui jalan ini"

"Berati kedua orang yang curang tadi?—"

"Kau benar Xue Yan, mereka putri kesayangan kaisar"

"Ayahku" batin Lian Wei sedih.

"Kita sudah tidak boleh banyak bicara lagi. Lihat di depan semakin tebal kabutnya, ini pakai kain ini jangan sampai terhirup terlalu banyak" ucapnya seraya menyerahkan kain basah yang sudah di beri ramuan sebelumnya.

Hal ini tidak luput dari pandangan seorang gadis yang memperhatikan mereka sedari tadi.

"Sombong sekali orang itu, seharusnya aku mendorong lebih kuat saat di gerbang akademi" kesal gadis itu.

Segera setelah memakai kain itu mereka masuk kedalam. Sesuai dengan dugaan Lian Wei kabut di dalam sangat beracun. Tanpa kedua orang tersebut sadari ia mengumpulkan daun apa saja yang bisa di raihnya dan memasukannya ke dalam botol kosong.

"Hal yang sangat beracun tidak boleh di sia-siakan seperti ini" Lian Wei tersenyum smirk. Di dalam otak cantiknya hanya terpikirkan oleh herbal, racun dan pasukan, tidak ada pemikiran lain selain ini.

Setelah melewati hutan berkabut mereka sampai di Kolam Teratai Emas. Senior yang menunggu kedatangan mereka langsung menghampiri setelah mendapati para calon murid yang berhasil lolos.

"Kalian yang berhasil lolos segera meminum air Kolam Teratai Emas" perintah Luoyang senior pertama laki-laki juga calon penerus sah Akademi Duke Of Xinxi.

Xue Yan dan Xie Nian menoleh pada Lian Wei, seakan tahu akan tatapan mereka Lian Wei menganggukkan kepala.

"Air kolam adalah penawar racun" ucapnya lalu para murid segera meminum air kolam tersebut.

"Kau yakin Xinhua? Bukankah tadi kita sudah memakan pil penawar?"

"Ya kau benar Xie Nian, namun air kolam ini bersifat menjernihkan hal jahat saat kita berada dalam kolam. Tidak sepenuhnya air kolam ini menawar racun. Ini ramuan yang harus kalian minum setelah meminum air kolam agar racun bisa di keluarkan dengan maksimal" jelas Lian Wei dengan menyerahkan dua botol kecil pada temannya.

Xue Yan yang sibuk melepaskan diri sambil mendengarkan penjelasan Lian Wei, akhirnya sudah selesai melepas ikatan yang di buat oleh Lian Wei. Ia juga melepaskan ikatan Xie Nian dan Lian Wei. Setelahnya mereka berjalan ke arah kolam dan meminum air kolam tersebut di iringi dengan ramuan pemberian Lian Wei.

Setelahnya mereka berkumpul dengan hasil buruan mereka yang di letakan di depan mereka. Para senior akan mengecek hasil buruan mereka. Calon murid yang ingin memasuki akademi ada seratus orang yang berhasil melewati hutan ada delapan puluh orang. Lalu yang berhasil membawa hewan buruan dalam keadaan hidup ada tujuh puluh orang.

Saat akan tiba waktu untuk mengumumkan yang berhasil lolos, Lien Hua dan Mayleen datang secara tiba-tiba dengan penampilan yang tergolong cukup memalukan bagi mereka berdua. Pasalnya mereka habis tercebur kedalam kolam, tentu hal ini menimbulkan bau tidak sedap dan penampilan pun berubah jelek. Belum lagi mereka juga tersengat oleh lebah, banyak bintik kemerahan pada kulit mereka.

Xue Yan hampir tertawa melihat kondisi mereka. Untung saja Lian Wei menyenggolnya, jika tidak mereka akan ketahuan jika mereka yang membuat kedua orang tersebut menjadi bahan lelucon.

"Kalian apa yang terjadi pada kalian?"

"Ini kami tadi masuk kedalam jebakan lalu berhasil keluar dari sana"

Senior tidak curiga akan hal itu, karena banyaknya jebakan di hutan racun tadi membuat mereka mempercayai ucapan kedua rubah ini.

"Cih" decih Xue Yan kesal dengan mereka.

"Sudah cepat masuk barisan" perintah senior.

Mereka berdua berjalan ke samping Lian Wei, karena kebetulan barisan di sebelah Lian Wei masih kosong. Lien Hua memperhatikan wajah Lian Wei. Ia sempat terkejut melihatnya. Namun ia menjadi lebih lega setelah melihat tahi lalat di pelipis kiri Lian Wei.

"Ini, dia bukan jalang itu. Dia kan sudah mati terkuras darahnya. Tidak mungkin bisa selamat dari hal itu, semua orang di istana sudah mengetahui kabar meninggalnya putri pertama. Tinggal menunggu keputusan ayah untuk mengumumkan salah satu putrinya sudah mati. Lalu aku akan menikah dengan mantan tunangannya, Putra Mahkota Quon, Pangeran Zhaoyang" batin Lien Hua.

"Lien Hua, Mayleen tunggu pembalasanku" batin Lian Wei dengan tangan yang terkepal kuat menahan untuk menyerang kedua rubah licik itu.












Bersambung.....

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang