22

4.8K 488 13
                                    

Malam semakin larut, Lian Wei segera masuk kedalam kereta kuda dan tertidur dengan lelap. Namun dalam tidurnya ia memimpikan detik-detik di mana ia akan meninggalkan orang-orang terdekatnya.

"Jun Ho, terima kasih... selama ini kalau sudah menjadi teman ku. Tolong kalau gantikan aku.... bilang pada ay...ah aku mencintai dia"

"Tidak kau harus mengatakannya sendiri! Bertahan lah Xinxin!"

"Selama ting-gal" Xinxin menutup matanya segera Jun Ho menangis keras dengan memeluk Xinxin erat.

Flashback

Zaman modern

"Aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu Xinxin. Ku mohon kembali padaku"

"Letnan Jun! Semua penculik sudah di amankan begitu juga dengan para korban, kami menunggu perintah selanjutnya"

"Letnan?" Panglima Miosen menghampiri Jun Ho dan nepuk pundaknya pelan.

"Ayo kita kembali markas dan mempersiapkan pengantaran komandan ke tempat terakhirnya"

"Apa?! Anda bercandakan letnan?"

"Apa aku terlihat bercanda Miosen!" ucap Jun Ho marah dengan derai air mata yang tak kunjung berhenti mengalir.

Jun Ho memeluk Xinxin yang terbujur kaku dengan erat. Ia segera menghapus jejak air matanya, walaupun matanya tidak bisa berbohong bahwa ia sangat kehilangan orang yang di cintainya. Segera Jun Ho menggendong tubuh kaku dingin itu.

"Ayo pergi, kita harus siapkan upacara pemakaman komandan"

Mereka keluar dari sana, seluruh prajurit sudah menunggu kedatangan komandan mereka. Mereka senang bisa menyelesaikan misi dengan mudah dan berencana akan menggelar pesta setelah ini.

Namun melihat Jun Ho yang membawa Xinxin dalam gendongan dengan tangan Xinxin yang jatuh berayun lemas karena pergerakan Jun Ho, membuat semua orang merasa tercekat.

Segera mereka membuka pintu mobil dan segera masuk lalu pergi dari sana dengan sesegera mungkin.

"Letnan kita harus membawa komandan ke rumah sakit lebih dulu"

"Tidak perlu, kita bawa saja pada Jendral  Yaoshan"

"Tapi kenapa?"

"Cepat tidak usah banyak tanya!"

"Baik letnan" ucapnya tanpa takut sedikitpun walau ia di bentak seperti itu.

Sesampainya di markas, para penculik segera di masukan ke penjara dan para korban di bawa ke ruang rehabilitasi. Jun Ho turun dari mobil dengan masih mendekap Xinxin erat. Jendral Yaoshan ayah Xinxin sudah menunggu mereka kembali.

"Hormat jendral" ucap Miosen dengan gerakan tangan hormat dan badan yang tegap di ikuti pula oleh yang lain. Setelah di beri balasan hormat mereka menurunkan tangan mereka.

Jun Ho maju dengan masih menggendong Xinxin. Jendral Yaoshan menatap bingung, setelah di lihat baik-baik ia sadar bahwa wanita dalam dekapan Jun Ho adalah putrinya.

"Apa yang terjadinya padanya Letnan Jun?" tanya Jendral Yaoshan lembut namun sarat akan rasa khawatir yang kuat.

"Maafkan saya telah gagal menjaga keamanan komandan, jendral" ucapannya terjeda, ia menurunkan tatapannya.

"Komandan...... gugur dalam bertugas"

Jderrr....

Bagai tersambar petir, semua orang yang mendengar berita ini sangat terkejut, kecuali Miosen yang sudah menundukkan kepala sedari tadi.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang