89

987 92 5
                                    

"Minggir kalian!"

"Putri jangan seperti ini, tolong jangan mempersulit kami putri"

"Dimana Lian Wei! Cepat keluar kau jalang!"

"Putri"

"Aku akan menghabisi mu!"

"Lancang!" pekik Jiazhen yang tiba di sana bersama dengan yang lainnya.

"Ayah dia adalah pembunuh ibu ku, kau harus menghukumnya"

"Mayleen jaga bicara mu, beraninya kau bersikap begitu pada Kakak Kaisar mu"

"Kaisar?" beo Mayleen.

"Cih hahaha jalang kecil itu kaisar?"

"Pengawal bawa orang gila ini ke penjara!" titah Jiazhen.

"Ayah aku tidak gila! Ini benar, putri kesayangan mu itu adalah pembunuh!"

"Meimei kau benar aku adalah pembunuh"

"Lihat ayah dia mengakuinya!"

"Tentu saja adikku, aku ini pernah menjadi seorang komandan pasukan yang membunuh banyak orang jahat, tentu saja aku seorang pembunuh bukan?"

"Kau!"

"Tapi adik bukankah itu wajar jika seorang komandan membunuh musuhnya?"

"Kau membunuh ibuku! Kau! Kau yang mendorong ibu pada kematian! Kau juga yang menyiksanya!" jerit Mayleen dengan tangan yang hendak menampar Lian Wei. Sementara targetnya hanya diam di tempat tanpa berbuat sesuatu.

"Pengawal! Bawa dia pergi dari sini! Masukan dia ke penjara!" titah Jiazhen.

"Baik Yang Mulia" dua orang pengawal memegang kedua lengan Mayleen dan menyeretnya pergi.

"Ayah! Kau harus dengarkan aku! Dia membunuh istrimu!"

"Ayah tegakkan keadilan untuk ibu!"

"Membunuh wanita kaisar adalah kejahatan ayah!"

"Ayah!"

"May'er" lirih Lian Wei berpura-pura sedih.

"Ayah lepaskanlah dia"

"Lian'er jangan pikirkan perkataan adikmu yang gila itu"

"Mayleen, apa kau menjadi gila karena rencana mu yang gagal itu?" batin Lian Wei tersenyum.

"Ayah tenang saja, dia baru saja mengerti arti kehilangan seseorang. Aku akan melihatnya untuk menghibur May'er"

"Baik, pergilah"

Lian Wei pergi di temani oleh Anming dan Zei Xen. Saat tiba di pintu penjara para penjaga memberi hormat padanya. Lian Wei masuk ke dalam penjara, ia melewati lorong demi lorong hingga tiba di depan pintu sel penjara dimana Li Mayleen berada.

Lian Wei mengarahkan untuk membuka pintu sel penjara. Saat terbuka Lian Wei melangkah perlahan. Saat mendekati Mayleen ia mengeluarkan suara yang jarang di dengar orang lain, suara yang begitu mengintimidasi.

"Meimei, adikku yang malang. Berjuang demi mendapatkan keadilan bagi ibu tercinta, yang sudah lama di bencinya"

"Kau! Apa mau perkataan mu?!"

"Tidak usah berpura-pura di depanku. Saat ibu mu meninggal bukankah kau sendiri yang mengatakan jika ibu mu itu tidak berguna dan hanya menghalangi jalanmu?"

Mayleen bergetar mendengar perkataan Lian Wei.

"Jangan kira aku tidak tahu, aku memang hendak membunuhnya. Tapi sebelum aku datang kau sudah lebih dulu menyerang ibu mu yang sudah sekarat itu"

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang