5

8.8K 709 15
                                    

Pagi ini setelah selesai sarapan Anming mendatangi Lian Wei di kamarnya. Ia memberikan senjata yang di inginkan oleh Lian Wei. Sesuai dengan perkiraan Lian Wei, Anming sangat pandai dalam memilih senjata.

Pedang yang di bawanya ringan, pegangannya terdapat bentuk naga dengan permata biru sebagai hiasannya. Bilah pedangnya berwarna biru transparan yang di pastikan sangat tajam. Lian Wei mencoba pedang itu, ia mencoba untuk membelah meja tua yang belum sempat di singkirkan dari ruang tamunya. Lian Wei mengangkat pedangnya lalu memotong kursinya menjadi dua. Kursi terbelah menjadi dua bagian, potongannya sangat rapi dan halus.

"Wah kau hebat Anming, ini benar-benar bagus. Lalu apa ini? Apakah ini belati?"

"Benar putri"

"Cantik sekali"

Lian Wei mengambil belati itu setelah meletakkan pedangnya di meja. Belati itu terbungkus dengan sarung hitam dengan hiasan sedikit berwarna emas di setiap ujungnya. Bagian yang di balut dengan warna emas di hias dengan permata kecil. Bagian pegangan belati juga terbuat dari emas dengan permata yang menghiasi pegangannya. Di atas bilah belati juga terdapat ukiran rumit.

"Wah ini cantik Anming, sangat tajam juga" ucapnya dengan binar di matanya. Anming dapat melihat wajah bahagia tergambar di wajah tuan putrinya, meskipun wajah itu tertutup cadar. Ia juga sadar jika tuan putrinya ini sangat cantik. Terlihat dari kulit tangannya yang putih. Ia yakin jika Putri Lian Wei sudah berubah menjadi angsa putih.

Lian Wei menyelipkan belati itu di pinggang rampingnya sebaik mungkin, sehingga tidak tampak ia menyelipkan belati di pinggangnya.

Ia mengambil senjata terakhir anak panah dan busur. Warna busurnya hitam dengan bagian pegangan pada busurnya terdapat ukiran panjang berwarna merah. Tali elastisnya berwarna merah, ukiran dan tali ini dapat becahaya dalam gelap. Anak panahnya juga berwarna hitam dengan bulu hitam dan ujung mata anak panah berwarna merah.

Lian Wei terpukau dengan kecantikan busur dan anak panahnya. Ini benar-benar menakjubkan.

"Putri ini hanya ada satu di toko itu. Awalnya busur dan panah ini sedikit berkarat, tapi saat saya meneliti lebih jauh, ini adalah kualitas terbaik. Pemiliknya bahkan menyarankan untuk membeli yang lebih baik dari itu. Namun saya tetap pada pendirian saya, saya membeli panah ini dan setelahnya saya bersihkan ternyata warna aslinya seperti yang Anda lihat saat ini"

"Bagus sangat bagus, aku akan menghargai kerja keras mu Anming" ucap Lian Wei lalu menyerahkan sekantung koin tael emas.

"Ambil ini aku tidak terima penolakan"

"Terimakasih putri"

"Mingmei siapkan makanan untuk kita semua, kita akan makan bersama di gazebo setiap hari"

"Baik putri"

"Anming ayo aku harus menguji pedang ini bukan?"

Anming hanya menganggukkan kepalanya, segera mereka keluar dari ruang tamu. Setelah sampai di halaman mereka mengeluarkan pedang masing-masing dan saling menyerang.

Kehebohan yang di lakukan mereka membuat para pengawal lain menonton aksi mereka. Tak di ragukan lagi kekuatan mereka. Mereka juga sudah tahu bahwa Lian Wei mahir dalam senjata.

Seperti sebelumnya Lian Wei menang lagi. Ia menantang salah satu dari mereka lagi.

"Hei ayo berpedang bersama ku, apa kalian tidak bosan? Kita hanya main-main saja sekaligus berlatih"

"Putri aku akan menantang mu" ucap Minghao menantang Lian Wei.

"Ah aku suka begini! Ayo Minghao!"

Kembali mereka saling bertarung. Suara pedang yang saling bergesekan terdengar di paviliun milik Lian Wei. Tanpa mereka sadari seseorang sedang mengawasi dari atap paviliun. Namun Lian Wei lebih peka dari semuanya ia tahu ada seseorang di sana.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang