39

2.1K 172 5
                                    

Lian Wei kembali rumahnya, ia terdiam beberapa saat di ruang tamu. Merenungi semua yang terjadi selama ini.

"Tidak masuk akal, sebenarnya untuk apa aku datang kesini?"

"Punya ayah dan kakak yang kejam, punya ibu tiri dan saudara tiri modelan setan bertanduk dua. Terus misi yang ibu kasih ke aku masih tidak jelas"

"Apa sebenarnya aku datang dari masa depan ke masa lalu untuk menyelamatkan diriku?"

"Berati seharusnya aku sudah mati dan terlahir sebagai Xinxin? Atau aku memiliki dua jiwa yang terpisah?"

"Aku mikir apa sih? Mana ada yang seperti itu"

Lian Wei tidak menyadari kehadiran Mingmei dengan raut wajah kusutnya. Ketika Mingmei tiba di hadapan Lian Wei yang terdiam segera dia berubah panik.

"Putri?" ucapnya sambil melambaikan tangan di depan wajah cantik Lian Wei.

"Putri?!" ucapnya sedikit lebih tinggi.

"Ya?!" balas Lian Wei tidak mau kalah tinggi.

"Apa yang anda pikirkan hingga tidak menyadariku masuk? Bahkan aku memanggil mu dari tadi?"

"Ah tidak ada, hanya memikirkan tentang akademi. Kapan pendaftaran di mulai?"

"Ah ini, menurut informasi yang ku dengar, pendaftaran akademi akan di lakukan besok putri"

"Oh besok" ucapnya santai dan acuh.

"Apa?!" histerisnya.

"A-ampun putri" ucap Mingmei terbata seraya berlutut takut jika Lian Wei akan menghukumnya.

"Bangunlah aku tidak akan menghukummu" ucapnya setelah melihat Mingmei berlutut memohon ampun. Setelah mendengar itu Mingmei pun bangun.

"Persiapkan semua kebutuhan besok"

"Baik putri" ucapnya lalu memberi hormat dan segera pergi dari sana.

"Anming, panggilkan Tao Mo dan Lu Lixin" Anming yang berdiri di depan kediaman Lian Wei segera masuk dan setelah mendengarkan perintah dari Lian Wei, ia segera pergi mencari kedua orang yang di maksud.

Tak lama kemudian Tao Mo dan Lu Lixin sudah berada di kediaman Lian Wei.

"Anda memanggil tuan?" ucap keduanya bersamaan.

"Ya, aku akan pergi ke akademi besok. Untuk itu aku ingin kalian mengawasi gerak gerik Selir Cui dan Lixin pastikan kaisar meminum obat yang kau tukarkan itu. Laporkan semua hal yang terjadi di sana"

"Baik tuan" ucap mereka lalu pergi menjalankan tugas yang di berikan.

"Semoga tidak terjadi hal yang ku takutkan. Ayah, gege, semoga kalian aman"  batin Lian Wei.

***

Keesokan harinya di saat para murid berbondong-bondong masuk ke akademi. Lian Wei masih asik dengan dunia mimpinya.

"Ayah..." lirih Lian Wei lalu terbangun. Ia segera bersiap dan pergi ke akademi.

Dia berada di barisan paling belakang, hal ini sengaja ia lakukan karena ia malas untuk berebutan masuk. Dengan memakai hanfu biru sederhana dan pedang di tangan kirinya ia melangkah dengan ragu.

"Untuk apa aku kesini? Jika bukan karena misi aku tidak perlu masuk kesini" ucapnya pelan.

Dukk...

Seseorang tiba-tiba menyenggolnya dan melayangkan tatapan tajam. Sementara di sebelahnya ada seorang pria bertubuh gendut.

"Jangan pedulikan dia nona"

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang