30

3.5K 369 11
                                    

Tidak terasa mereka telah tiba di tempat tujuan, Wang Xuemin yang tidak tega membangunkan gadisnya hanya membiarkannya saja hingga gadis itu bangun sendiri.

"Sangat cantik saat tidur" bisiknya dengan merapikan anak rambut Lian Wei.

"Komandan kita harus bagaimana?"

"Cepat keluar dari sini! Sebentar lagi bomnya akan meledak"

"Xinxin kau tak apa?"

"Ayah?"

"Komandan ini adalah markas penjahat itu"

"Ku mohon jangan mati Xinxin"

"Kakak janji akan makan dan pergi bersamaku kan?"

"Iya kakak janji"

"Xin'er kenapa kau meninggalkan ayah seperti ini?"

"Bangunlah Xin'er"

"Hah!" Lian Wei terbangun dengan nafas yang tidak beraturan. Sejak tadi Wang Xuemin mencoba membangunkan Lian Wei sejak ia merasa gadisnya gelisah dalam tidurnya.

Tap...

Sebuah tangan besar dan hangat menyentuh pundak kecilnya. Ia sungguh terkejut, hingga ia menoleh kebelakang dan mendapati Wang Xuemin di belakang dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"Kau tak apa?"

Tiga kata gitu mampu membuat hatinya meluruh, selama ini yang mengatakan kalimat itu hanya ayah dan temannya saja. Tanpa sadar ia langsung memeluk Wang Xuemin erat. Wang Xuemin hanya dapat menenangkan gadisnya dengan mengusap pelan punggungnya.

"Tenanglah semua akan baik-baik saja istriku"

Seakan tersadar Lian Wei segera melepaskan pelukannya.

"Uh kita dimana?"

"Istanaku"

"Kenapa kau tak membangunkan ku?"

"Karena aku membangunkan mu dan mengganggu tidur mu"

"Tidak jelas!" ketusnya lalu keluar dari sana yang disusul pula oleh Wang Xuemin.

Wang Xuemin membawanya ke istana putra mahkota yang berada di timur. Sangat jarang orang masuk ke daerah timur ini.

"Ini istana putra mahkota, hanya aku yang tinggal di bagian timur. Jika kau ingin bertemu dengan yang lain maka pergilah ke barat"

"Yang lain maksudmu kaisar dan permaisuri?"

"Ya, tapi ku harap kau tidak pergi kesana" ucapnya lalu pergi lebih dulu.

"Kau bisa bebas memilih kamar mu sendiri atau ikut bersamaku" ucapnya lalu benar-benar pergi dari sana, Lian Wei hanya dapat melihat kepergiannya.

Ia merasa tidak peduli dengan perkataan Wang Xuemin, ia segera menjelajahi istana putra mahkota.

Lian Wei tiba pada taman belakang istana putra mahkota. Terdapat sebuah gerbang dengan lorong bunga mawar berbagai jenis. Setelah menyusuri lorong ia sampai pada ujung lorong. Ia sangat terkejut melihat hal ini.

"Apa ini?"

"Putri ini kan?"

"Iya kau benar mingmei, semua tanaman yang langka yang tidak ku milik ada di sini" kagumnya.

"Bahkan tanaman yang ada di halaman ku juga ada di sini" lanjutnya.

"Tidak, bahkan tanaman yang ada di kehidupan ku yang dulu ada di sini" batin Lian Wei.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang