66

1.3K 123 9
                                    

"Lian'er?" lirih Jiazhen.

"Aku—"

"Katakan yang sebenarnya Lian'er" ucap Jiazhen berharap.

"Yang meimei katakan benar ayah, ibu meninggal karena terlalu sering meminum racun yang di berikan ibu selir. Darah yang terkandung di dalam tubuhku adalah racun. Saat aku masih berjuang sendiri mereka sering memberiku racun. Namun sekarang aku sudah kebal dengan racun"

"Apa?" syok Jiazhen ia hampir jatuh ke tanah jika tidak di sanggah Xiuhuan.

"Lalu meimei, yang membunuh ibumu adalah aku. Ibumu lebih sering memberikan ibuku racun terlebih terhadap ku"

"Apa jiejie? Kenapa? Kau kejam sekali"

"Kejam? Kau bilang aku kejam? Kalian hampir membuatku mati di kediaman busuk itu, kalian menyiksa ku setiap saat, tidak memberikan ku uang, makanan, pakaian. Bahkan saat mau matipun kalian menyuruh tabib untuk tidak memberikan obatnya dan di suruh hanya pasrah padaku!"

"Apa aku salah jika kejam meimei? Kalian lah yang memaksa ku kejam"

"Lian'er maaf ayah tidak tahu kesulitan mu selama ini" Jiazhen menangis mendengar penuturan putrinya.

Lian Wei menatap semua orang dengan intimidasi yang begitu kentara. Seakan mereka semua adalah musuhnya. Ia juga menatap tiga pasang anak dan ibu rubah dengan jijik.

"Pengawal bawa Selir Cui ke penjara dan bawa Putri Mayleen ke kediamannya. Tidak ada yang boleh keluar dari kediamannya"

"Lalu Lian'er kau harus di hukum karena sudah membunuh Selir Zhu. Pengawal bawa Putri Pertama untuk menerima cambuk seratus kali"

"Ayah! Kenapa kau begitu kejam pada meimei?" bela Jianying.

"Dia sudah membunuh istri kaisar" ucap Jiazhen dengan tatapan marah.

"Lalu bagaimana dengan May'er? Ia juga sudah meracuni istri kaisar"

"Berikan cambuk lima puluh kali tanpa jeda"

Jiazhen pergi setelah memerintahkan pengawal untuk memberikan hukuman pada keluarganya.

"Ck... Ternyata reputasi mu lebih penting dari pada keluarga mu. Ku kira kita sudah berbaikan, ternyata aku salah. Kau tetap sama ayah tidak berubah sedikit pun" ucap Lian Wei sedikit sinis namun sangat jelas hatinya terluka.

Lian Wei pergi dari sana menuju tempat hukuman. Lian Wei dan Mayleen segera menerima hukuman mereka. Jarak di antara keduanya cukup jauh. Lian Wei khawatir jika nanti Mayleen terkena darahnya tanpa di sengaja.

"Menjauh lah dari ku jika tidak ingin darah ku mengenai mu. Kau akan mati terkena racun nanti" ucap Lian Wei lalu pergi.

"Jiejie?"

Mayleen selesai dengan hukumannya. Ia menatap Lian Wei yang masih di cambuk. Ia tidak membantunya, ia hanya dapat melihatnya saja.

"Putri ayo kita kembali, aku akan menyembuhkan sakitmu. Aku sudah meminta obat pada tabib"

"Baiklah"

"Jiazhen sialan! Kau akan menerima akibatnya!"

Tak lama setelahnya Lian Wei telah selesai. Mingmei dan Yelu segera membantu Lian Wei berjalan. Di dalam perjalanan Lian Wei menyebutkan nama herbal. Mereka bingung dengan apa yang dikatakan oleh Lian Wei. Hingga akhirnya mengerti setelah Lian Wei pingsan, bertepatan dengan berakhir bahan yang di sebutkan olehnya.

"Putri!"

"Tuan!"

Pekik mereka bersamaan, segera mereka membawanya kembali. Mingmei merebahkan Lian Wei dengan tubuh yang tertelungkup. Sementara ia membuka pakaian Lian Wei dan membersihkan darahnya. Yelu membuat ramuan obat.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang