64

1.4K 123 4
                                    

"Tunggu Putra Mahkota, apa kita harus memeriksa tehnya?"

"Tentu saja ibu selir"

"Ada apa ibu selir? Kenapa ibu takut?" tanya Lian Wei berpura-pura polos.

"Selir Cui, kau tidak perlu khawatir. Yang Mulia akan baik-baik saja, Lian'er sudah mengobati Yang Mulia"

"Tentu saja Selir Wei"

Segera tabib mengetes teh itu, ia memasukan beberapa bahan ke dalam tehnya. Lalu ia mengeluarkan jarum perak dan memasukan jarum itu ke dalam tehnya. Saat mengangkat jarum itu, jarumnya berubah warna menjadi hitam.

"Ini?" kaget Selir Wei.

"Mohon ampun Yang Mulia, di dalam tehnya terdapat racun. Tapi hamba tidak tahu jenis racun apa, maafkan ketidaktahuan hamba yang mulia"

"Pengawal tangkap pelayan ini! Bawa Selir Cui kembali ke kediaman. Tanpa izin dariku tidak ada yang bisa masuk dan keluar dari kediamannya!" titah Jiazhen.

"Apa? Yang Mulia ini tidak seperti apa yang anda pikirkan. Mohon di selidiki kembali Yang Mulia"

Pengawal datang dengan menyeret pelayan itu dan Selir Cui. Namun, baru kedua tangan Selir Cui di pegang ia sudah memuntahkan darah cukup banyak.

"Selir Cui!" pekik Selir Wei.

Tak lama setelaunya Selir Cui jatuh pingsan. Segera ia di bawa kembali ke kediamannya dan di periksa oleh tabib kerajaan.

"Ibu tenanglah tabib sudah bersama ibu selir" ucap Jianying menenangkan ibunya.

"Sebaiknya ibu beristirahat dulu" ajak Jianying yang di setujui Selir Wei. Pelayan Selir Wei segera membawa kembali Selir Wei.

"Selir busuk sebentar lagi kau akan ketahuan telah merencanakan pemberontakan" batin Lian Wei dengan smirk yang tidak di lihat siapapun.

"Sebaiknya kita tunda untuk perencanaan kita sampai ayah pulih" ucap Lian Wei.

"Tidak. Kalian lanjutkan tanpa ayah"

"Ayah, kami tidak mungkin menlanjutkan tanpa ayah. Masih ada hari esok untuk membahasnya"

"Lian'er?"

"Komandan!" intrupsi seseorang.

Lian Wei segera berbalik untuk melihat siapa orang yang masuk dengan tidak sopan. Saat Lian Wei membalikkan badannya segera orang itu berlutut.

"Apa yang membuatmu begitu gelisah Panglima Anming" tanya Lian Wei dingin.

"Ada laporan pergerakan dari Panglima Zei"

"Zei Xen?" ulang Lian Wei.

"Laporkan"

"Hong Li Hao mengirim pesan pada Kaisar Hong Li Song. Beruntung surat itu di serahkan pada pasukan kita" ucapnya seraya menyerahkan surat pada Lian Wei. Lian Wei membuka surat dan membacanya.

"Sesuai dengan prediksi ku, antarkan surat ini pada Kaisar Song"

"Komandan?" bingung Anming.

"Akan lebih efisien menyerang mereka secara bersamaan"

"Apa maksud mu Lian'er?" tanya Xuemin.

"Hong Li Hao mengubah rencananya. Ia memakai rencana yang lain" ucapnya seraya mengeluarkan dua kertas dari lengan bajunya.

"Rencana pertama ia ingin menyergap Kekaisaran ini, setelah Kekaisaran lelah dan berkurang jumlah pasukan. Maka pada saat itu Hong Li Song akan menyerang" ucapnya lalu membakar kertas rencana pertama.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang