72

1.4K 122 7
                                    

Lian Wei pergi keluar untuk memeriksa, saat ia akan pergi ketempat senjata ia mendengar percakapan Li Song dengan Li Hao. Saat mendengar rencana yang akan mereka lakukan segera Lian Wei kembali ke tendanya.

Saat pagi hari mereka kembali ke istana, Lian Wei berpura-pura sakit lamanya kambuh. Jadi mengharuskan ia beristirahat di dalam kamar tidurnya. Mingmei datang dengan membawa obat oles dan ramuan obat. Mingmei memberikan ramuan untuk Lian Wei dan meminumnya.

"Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota, saya akan mengoleskan salep untuk putri, mohon Yang Mulia menunggu di luar" ucapnya dengan hormat.

"Baiklah, pelayan bantu putri" titah Li Song.

Mereka keluar namun saat mereka baru keluar, mereka mendengar jeritan Lian Wei.

"Xiao Xinxin!" pekik Tiong Wai dan ingin masuk ke dalam.

"Yang Mulia, tidak pantas melihat luka pada tubuh wanita. Mohon Yang Mulia bersabar dan menunggu mereka selesai mengobati putri" ucap Tao Mo.

Tak lama Mingmei dan pelayan lainnya keluar. Terlihat kain bekas yang penuh darah. Lian Wei sengaja menyuruh Mingmei untuk menekan lukanya.

"Luka ku yang hampir sembuh, kenapa aku begitu bodoh demi mengintai mereka malam ini" keluh Lian Wei dalam hati menyesal.

Li Song dan Tiong Wai yang melihat kain bekas penuh darah itu segera masuk ke dalam. Mereka melihat Lian Wei yang tertelungkup di atas ranjang dengan rintihan kecil. Tiong Wai mengambil kain dan mengelap keringat yang keluar dari kening Lian Wei.

"Xiao Xin apa sangat sakit?"

"Gege?"

Lian Wei hanya memakai pakaian tidur yang tipis, bisa terlihat banyak perban melilit di tubuhnya.

"Gege tidak tahu kau punya banyak luka"

"Kenapa kau punya luka ini?"

"Saat aku mencoba bernegosiasi dengan Kerajaan Wei, kami tidak mencapai kesepakatan bersama. Hasilnya aku malah di cambuk dan di biarkan begitu saja setelah mereka selesai"

Memang fakta jika ia di cambuk dan di campakkan setelah hukuman selesai. Namun kebohongan jika ia melakukan negosiasi.

Mendengar percakapan kakak beradik itu, Li Song diam-diam semakin memupuk rasa bencinya pada Jiazhen.

"Ayah akan balaskan dendam mu" ucap Li Song lalu pergi dari sana.

"A-ayahanda" ucap Lian Wei panik dan bersusah-payah untuk membalikkan badannya, hal itu membuat Li Song berhenti.

"Tidak perlu seperti itu"

"Kau putriku, tentu penderitaan mu selama ini akan ku balaskan"

"Ayah!" panggil Lian Wei lagi yang melihat Li Song pergi menjauh.

"Aku tahu kenapa kau seperti itu ayah, kau masih sama seperti dulu. Masih melindungi ku baik dulu maupun sekarang. Tapi ayah, kali ini tak akan ku biarkan kau bertarung dengan ayahku yang lain dan mati di tangannya"

Tiong Wai membantu Lian Wei duduk, ia memeluk adiknya pelan agar sakitnya tidak tersentuh olehnya.

"Gege juga akan melakukan hal yang sama Xiao Xin"

"Gege jangan" ucap Lian Wei menggeleng kepalanya.

"Maaf Xiao Xin"

Tiong Wai melepas pelukkannya dan mengusap sayang kepala Lian Wei, lalu pergi dari sana.

"Ge!" pekik Lian Wei yang tidak di pedulikan oleh Tiong Wai.

Tiong Wai pergi ke ruang singgasana, disana Li Song sedang mengadakan rapat harian.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang