19

5K 518 6
                                    

"Le? Let si?"

"Apa let si?" tanya Mingmei yang masih bingung dengan perkataan Lian Wei.

"Mingmei ayo!" seru Lian Wei di kejauhan. Segera Mingmei mengejar Lian Wei.

Mereka berjalan dengan santainya hingga tidak sadar sudah sampai di depan pintu ruang makan. Kasim yang berjaga segera membukakan pintu agar Lian Wei bisa masuk. Mereka masuk tanpa ada pemberitahuan dari kasim karena di tatap tajam oleh Lian Wei.

"Ayah kenapa ayah mengundang jiejie?"

"Apa maksud mu Lien Hua?"

"Ah... maksud ku, kenapa ayah baru mengundang jiejie? Kenapa tidak dari dulu saja?"

"Itu karena-"

"Bukankah itu kursi ku?" ucap Lian Wei saat tiba di depan kursinya.

"Ahh jiejie kau sudah datang? Aku akan pindah sekarang, aku hanya ingin mengobrol dengan ayah saja"

"Tidak perlu meimei, kau duduk di situ saja aku akan cari tempat lain" ucapnya dengan lembut dan tenang.

"Dasar rubah" batin Lian Wei.

Lian Wei duduk di kursi kosong yang berada di ujung meja. Kaisar merasa sedih melihat putrinya duduk sangat jauh, begitu juga dengan Xiuhuan.

"Lian'er duduk saja di samping ku" ujar Xiuhuan.

"Tidak terimakasih, tempat ku memang disini"

"Ya kau benar jalang, kau memang pantas berada di sana. Kemana perginya sosok kuat itu? Cih! Belagu" sarkas Lien Hua.

"Lian'er kemari nak" ucap Selir Wu

"Tidak ibu, aku di sini aja"

"Tapi nak..."

"Sudahlah bu tidak usah di paksakan, aku yang akan menemani Lian'er" ucap Jianying.

Jianying pindah ke ujung meja menemani Lian Wei. Makan pun di mulai, mereka makan dengan tenang hingga Kasim Chen datang dengan membawa gulungan kertas.

"Salam Kaisar semoga hidup seribu tahun lagi" Kaisar Li Jiazhen memberi isyarat dengan tangannya.

"Ada surat dari akademi Yang Mulia" ucap Kasim Chen dengan menyerah gulungan kertas itu dengan badan yang sedikit membungkuk.

"Baiklah kau boleh pergi" Kaisar menerima gulungan itu dan membacanya.

"Kalian semua akan pergi ke akademi, termasuk kau Lian Wei"

Lian Wei yang sedang asik makan tiba tiba mengalihkan perhatiannya pada kaisar, dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan.

"Aku juga?"

"Ya semua pangeran dan putri akan pergi ke Akademi, ayah akan membayar semua keperluan kalian nanti"

"Ayah tidak perlu membayar keperluan Mayleen. Mayleen memiliki tabungan dari uang saku yang ayah berikan setiap minggunya" ucap Mayleen yang membuat Jiazhen menimbang perkataan putri ketiganya.

"Terdengar sangat dewasa namun terlihat kelicikan" batin Lian Wei.

"Adik ketiga benar ayah, ayah tidak perlu membayar keperluan Lien'er juga"

"Jika begitu, ayah tidak perlu membayar keperluan kami di sana nanti" timpal Lien Hua dan Xiuhuan menyetujui perkataan Mayleen.

"Tapi jiejie pertama apa kau memiliki uang yang cukup untuk masuk ke akademi?" tanya Mayleen.

"Tidak"

"Kalau begitu ayah bantu bayar keperluan jiejie pertama saja. Dengan begitu kami tidak akan terlalu memberatkan ayah"

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang