4

8.8K 738 11
                                    

Saat ini Mingmei dan Lian Wei sedang merapikan barang yang di belikan oleh Jianying. Mereka menata ulang paviliunnya, barang yang sudah harus di ganti di buang dan di gantikan dengan yang baru.

Seharian ini mereka sibuk menata ulang, hingga tak sadar jika Kaisar Li datang berkunjung. Kaisar bahkan tidak memberitahu kedatangan mereka. Ia membiarkan mereka tetap bekerja.

"Apa selama ini ia tinggal dengan barang usang? Apa ini karena aku kurang memperhatikan dia?"

"Aish berapa lama barang ini tidak di ganti Mingmei? Bahkan ini tak layak pakai"

Lian Wei melempar barang itu yang ternyata adalah panci yang sudah usang dan bolong.

Bukk...
Kelontang...

Ternyata lemparannya tepat mendarat di kepala Kaisar lalu terjatuh di tanah. Kaisar sempat meringis kesakitan karena lemparan itu, yang mengakibatkan kepalanya memar. Ternyata lemparannya tidak main-main, hanya lemparan saja bisa membuat memar.

"Ahk..."

Mendengar suara ringisan seseorang segera Lian Wei berbalik. Saat berbalik ia menatap kaisar yang sedang memegangi kepalanya. Saat tangan itu terlepas kaisar memandang ke arah Lian Wei. Sesaat Lian Wei menatap polos ke arahnya, lalu seketika tawanya pecah saat melihat memar di jidat mulusnya.

"Hahahaha lucu sekali hahahaha"

Ia tertawa sampai memegang perutnya sakit karena tertawa. Kaisar ingin marah akan tindakan Lian Wei, namun ia melihat dan mendengar Lian Wei yang tertawa untuk yang pertama kalinya, ada rasa ingin membuat putrinya selalu tertawa seperti ini.

Meskipun tertutup cadar, kaisar melihat betapa cantiknya ia saat tertawa. Sekilas ia melihat bayangan permaisuri dalam diri Lian Wei. Lian Wei masih terus tertawa hingga mengeluarkan air matanya. Sementara Mingmei sudah menundukkan kepalanya.

"Apa ini lucu bagi mu putri pertama?"

"Hah.... ya tentu saja lucu. Apa yang kau lakukan disini?"

"Beginikah cara mu menyambut ku dengan ketus dan lemparan panci?"

"Pffttt.... hahaha aku tak tahu kau akan datang, kau tidak memberitahu kedatangan mu, jadi apa salah ku?" ucapnya masih menahan tawanya.

"Katakan ada apa perlu kau kemari? Tidak kah kau lihat aku sedang sibuk?" lanjutnya, melihat keterdiaman kaisar ia pun kembali melanjutkan.

"Silakan pergi jika tidak ada yang mau anda katakan. Aku sangat sibuk, kau bisa keluar sendiri atau perlu ku panggilkan pengawal?"

"Putri pertama!"

Kaisar pun emosi karena perkataan gadis di hadapannya. Angin bertiup kencang sehingga menerbangkan cadarnya. Cadarnya terbang entah kemana. Kaisar sempat melihat wajah cantik Lian Wei, namun dengan cepat Lian Wei menutup dengan lengan hanfunya.

"Fang Yin" batin kaisar saat melihat Lian Wei yang mirip dengan permaisurinya. Yang berbeda hanya hidungnya saja. Secara keseluruhan wajah Lian Wei mirip Liu Fang Yin ibunya.

Kaisar masih terdiam apalagi saat melihat wajah putrinya, membuatnya semakin terdiam. Hal ini membuat Lian Wei muak, ia tak ingin orang yang mengaku ayahnya ini ada disini.

"Pengawal bawa kaisar kembali! Ia sedang tidak sehat, kurasa otaknya terbentur benda keras" ucapnya yang langsung di datangi dua pengawal. Pengawal hendak membawa kaisar, namun kaisar tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Ia menatap Lian Wei dingin dan mengatakan sesuatu.

"Dari mana kau mendapatkan barang ini? Apa kau mencurinya?"

"Cih... tentu saja dari gege ku yang paling ku sayangi, Jianying" ucapnya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Transmigrasi Komandan Militer (End) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang