BRAKK!
Pintu kamar dibuka secara kasar oleh Areta membuat Raka yang baru saja selesai memakai celana terlonjak kaget. "Astaga! Bisa ketuk pintu dulu nggak sih Dek?,"
"Untung Abang udah selese pake celananya," lanjut Raka sambil meraih kaos dan langsung memakainya.
"Abang apa-apaan sih?!," marah Areta tiba-tiba. Raka mengernyit bingung. Kenapa malah adiknya yang marah?
"Aldo ada masalah apa sama Abang sampe Abang mukulin dia?," lanjut Areta membuat Raka kini tau kenapa adiknya murka.
"Dia sampe masuk rumah sakit loh!," ujar Areta lagi. Beberapa menit yang lalu Areta mendapat kabar jika Aldo masuk rumah sakit dengan keadaan babak belur. Kata Sarah, itu karena Aldo dihajar oleh Erlan dan Raka. Jelas saja Areta marah-marah.
Raka menghela napas panjang sebelum berjalan mendekati Areta yang nampak masih kesal. Ia menarik pelan tangan adiknya lalu membawanya ke balkon.
"Biar Abang jelasin," ujar Raka setelah mereka sampai di Balkon.
"Tadi Abang emang sempet mukul Al-,"
BUGH!
Areta menggeplak punggung Raka sebelum lelaki itu menyelesaikan kalimatnya.
"Kok digeplak sih," ujar Raka sambil mengelus punggungnya yang terasa panas akibat pukulan Areta.
"Abang kenapa sih suka banget mukulin orang," ucap Areta dengan tatapan kecewa.
"Abang nggak akan mukul orang tanpa sebab," jawab Raka serius. "Tadi Erlan yang ribut sama Aldo. Abang mau misahin tapi Aldo malah nggak sengaja mukul Abang. Jadi ya gitu, Abang bales"
"Nggak biasanya Aldo kayak gitu," gumam Areta.
"Maksudnya?,"
"Aldo nggak pernah nglawan orang yang ganggu dia sebelumnya,"
"Iya juga sih. Tapi tadi Erlan emang keterlaluan. Wajar aja Aldo nggak diem kayak biasanya,"
"Pokoknya Abang harus minta maaf sama Aldo. Ajak Erlan juga buat minta maaf,"
"Nggak bakal mau si Erlan,"
"Ya pokoknya Abang harus paksa dia sampe mau. Kalau masih nggak mau Areta yang bakal turun tangan,"
"Kamu nggak tau masalah antara mereka. Erlan nggak akan mau minta maaf sampe kapanpun,"
"Emang masalah apa sih? Nggak bisa diselesaian baik-baik? Nggak harus pake kekerasan kan?,"
"Bundanya Aldo selingkuhannya Papa Erlan," ujar Raka pelan.
"APA?!,"
Raka mengangguk. Memastikan apa yang dia ucapkan tidak salah didengar Areta. "Karena itu, Erlan benci banget sama Aldo. Abang tau persis gimana hancurnya Erlan waktu dia tau kalau Papanya selingkuh sama bundanya Aldo. Itu juga yang buat Abang kurang suka sama dia,"
"Kayak kamu yang langsung marah-marah karena Abang mukul Aldo yang notabennya sahabat kamu. Abang juga marah ke Aldo karena gara-gara bunda dia hidup Erlan jadi sengsara. Sahabat Abang jadi menderita," jelas Raka panjang lebar.
Areta masih diam mencerna penjelasan Abangnya. Areta kira Raka dan sahabat-sahabatnya itu memang suka mengganggu orang lain seperti yang Sarah ceritakan.
"Areta pikir Abang sama temen-temen abang emang suka gangguin orang lain," ujar Areta pelan.
"Tau dari mana? Omongan orang lain?," Areta mengangguk.
"Kita nggak pernah ganggu orang kalau orang itu nggak bikin masalah sama kita,"
"Eh, tapi Abang sama yang lain pernah mukulin orang di halte itu kan?," tanya Areta tiba-tiba saat ingat kejadian beberapa waktu lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETA
Fiksi RemajaAreta Zevania Putri. Tak ada yang lebih membuatnya hancur selain harus berpisah dengan satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini. Perpisahan yang membuatnya tidak akan bisa bertemu dengan orang itu lagi. Dalam setiap pertemuan memang akan ada p...