30 - Siapa?

1.1K 73 5
                                    


Sorry tadi aku unpublish lagi soalnya ada yg mau ditambahin.

Jgn lupa vote commentnya🙌





Selamat membaca🤍


Sudah tiga hari Areta berada di rumah sakit. Gadis itu mulai bosan tapi Dirga belum membolehkannya pulang.

"Pulang hari ini aja ya." ujar Areta menatap papanya yang tengah bersiap pergi ke kantor. Setelah dua hari kemarin meliburkan diri untuk menemani anaknya di rumah sakit.

"Kalau udah sembuh baru boleh pulang." jawab Dirga sembari membiarkan Sandra memasangkan dasi dilehernya.

“Udah sembuh kok.” ucap Areta.

"Selesai." kata Sandra setelah memasangkan dasi suaminya kemudian mengambilkan jas milik Dirga.

"Papa berangkat ya." pamit Dirga mencium kening istrinya kemudian beralih mencium kening Areta.

"Apa?" tanya Dirga karena Areta terus menatapnya dengan wajah cemberut.

"Mau pulang."

"Iya nanti nunggu Om Gilang dulu."

"Habis itu pulang?"

"Tergantung Om Gilang bolehin apa nggak."

"Udah ya Papa berangkat. Kalau ada apa-apa langsung kabarin." ujar Dirga sebelum pergi.

“Jangan cemberut gitu dong.” Sandra mendekati anaknya setelah suaminya pergi. Hanya ada mereka berdua sekarang. Raka tentunya sudah berangkat sekolah. Oma dan opa belum ke sana lagi setelah semalam pulang ke rumah Tante Cyntia.

“Mau ke taman nggak?" tawar Sandra. Paham jika anaknya sudah tidak betah berada di dalam ruangan.

Areta mengangguk semangat. Selama dua hari kemarin Dirga selalu melarangnya pergi ke mana pun. Papanya terus memintanya untuk beristirahat sampai Areta bosan.

"Mau."

***

Taman rumah sakit pagi ini cukup sepi. Hanya ada beberapa pasien yang sedang berjemur atau sekedar menghirup udara segar.

Sandra membawa Areta ke tempat yang agak teduh. Mereka duduk di kursi panjang, tepat dibawah pohon besar.

“Duh, minumnya lupa dibawa.” Sandra berujar saat hendak menyuapi Areta makan dan baru sadar botol minumnya tertinggal.

“Mama ambil dulu ya. Kamu jangan kemana-mana.” Kata Sandra yang diangguki Areta.

Sepeninggal Sandra, Areta memakan buburnya sendiri sambil menikmati pemandangan sekitar.

“Aduh!”

Areta langsung menoleh ke sebelah kiri saat mendengar seseorang mengaduh. Di dekat kursi tak jauh dari tempatnya duduk, ada seorang wanita paruh baya yang terjatuh dari kursi rodanya. Sontak Areta segera berdiri dan membantu wanita itu.

“Tante gapapa?” tanya Areta setelah membantu wanita itu kembali duduk di kursi rodanya.

Wanita itu menggeleng pelan kemudian tersenyum. “Terima kasih ya udah bantuin tante.” ujarnya tulus.

“Iya tante.” balas Areta. Kemudian gadis itu tak sengaja melihat ponsel didekat kakinya. Mungkin ponsel wanita dihadapannya ini.

“Ini punya tante?” tanya Areta sambil menyerahkan ponsel itu.

“Ah iya. Tadi ponselnya jatuh. Pas tante mau ambil malah tante yang ikutan jatuh.” kekeh wanita itu. “Terima kasih ya.” ujar wanita itu lagi. Areta mengangguk sambil mengulas senyum tipis.

ARETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang