Update lagi nih:)
Jangan lupa tinggalkan jejak🙌
***
"Heh, lo tau nggak?" Rendi yang baru saja sampai di kelas langsung menodongkan pertanyaan kepada Raka.
"Si Tiara udah balik ke indo." katanya. "Parahnya lagi, ternyata dia tuh adiknya Brian. Pacar barunya mantan gue."
"Tiara siapa?" tanya Raka mengerutkan kening.
"Ya mantan lo lah. Siapa lagi."
"Ooh."
"Gitu doang?" heran Rendi melihat respon Raka.
"Ya menurut lo gue harus ketawa bahagia gitu?"
"Iyalah. Secara ini kan mantan pertama lo yang bikin lo susah move on." ujar Rendi yang langsung mendapat lirikan tajam dari Raka.
"Bener kan? Lo susah move on dari dia?"
"Nggak usah sotoy."
"Ngaku aja kali."
"Serah." jengah Raka kembali membuka ponselnya untuk bermain game.
"Lo nggak penasaran sekarang dia kayak gimana? Dah lama nggak ketemu kan?"
"Enggak."
"Yang bener?" goda Rendi. "Dia makin cantik sekarang." lanjutnya.
"Biasa aja."
"Dia bakal stay di indo katanya." ujar Rendi memberi tahu.
"Tau gue."
"Tau dari mana? Dia yang ngasih tau? Jangan bilang lo pernah ketemu sama dia?" tanya Rendi beruntun.
"Nggak sengaja ketemu."
"Terus respon dia waktu ketemu lo gimana?"
"Ya gitu."
"Gitu gimana?"
"Nggak usah kepo."
"Ah ngeselin lo, kayak dia. Gara-gara dia gue diomelin abis-abisan sama Om Dirga." curhat Rendi yang semalam kena marah Dirga.
"Dia yang bikin adek gue sakit?" tanya Raka kemudian.
"Bisa jadi. Mereka jatuh ke kolam berdua. Tau dah ada masalah apa."
Raka diam. Menatap kursi Areta yang kosong karena gadis itu tidak masuk sekolah.
***
“Hatchim!”
Areta mengelap hidungnya yang berair. Gara-gara kejadian semalam, gadis itu terserang flu dan demam.
“Minum dulu.” Sandra memberikan secangkir teh hangat yang langsung Areta minum.
“Ke dokter aja ya.” ajak Sandra untuk kesekian kalinya. Areta yang kini sudah berbaring menggeleng pelan. Gadis itu memiringkan tubuhnya dan memeluk pinggang Sandra yang duduk di sebelahnya.
Sandra menghela napas. Dari tadi ia sudah membujuk Areta untuk ke dokter namun Areta menolak. Minum obat juga gadis itu tidak mau membuatnya khawatir.
Sandra kembali menatap wajah pucat anaknya. Tangannya bergerak mengusap pelan dahi Areta yang ditempeli plester penurun demam.
“Ma, Areta laper.” ujar Areta tiba-tiba. Sandra langsung melirik jam di atas nakas. Ternyata sudah masuk jam makan siang.
“Mau makan apa?” tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETA
Fiksi RemajaAreta Zevania Putri. Tak ada yang lebih membuatnya hancur selain harus berpisah dengan satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini. Perpisahan yang membuatnya tidak akan bisa bertemu dengan orang itu lagi. Dalam setiap pertemuan memang akan ada p...