02-Dia Kembali

3.2K 149 1
                                    

"Ibu," panggil Areta saat ibunya mulai membuka mata.

"Ratih," panggil Sandra pelan. Ia berharap bisa segera mendapat penjelasan tentang anaknya.

Ratih memejamkan mata saat sekelebat bayangan muncul diingatannya. Semakin lama ingatan itu kembali bermunculan memenuhi kepalanya. Ratih meringis sambil memegang kepalanya yang berdenyut hebat.

"Ibu kenapa?," tanya Areta khawatir.

"Bu Sandra? Pak Dirga?," ujar Ratih lirih saat ingat sesuatu.

Sandra mengangguk cepat. "Kamu sudah ingat?," tanya Sandra berjalan mendekat ke ranjang Ratih. Ratih mengangguk pelan.

"Dimana anak saya?," tanya Sandra langsung. Ratih menatap Areta dan Sandra bergantian. "Bukankan dia mirip Bu Sandra?," tanya Ratih.

"Ma-maksud kamu? Di-dia benar anak saya?," tanya Sandra terbata. Matanya sudah berkaca-kaca. Ratih mengangguk membuat Sandra tak kuasa menahan tangis.

"Maksud ibu apa?," tanya Areta bingung.

"Mereka orang tua kandung kamu sayang," jelas Ratih.

"Nggak mungkin. Ibu pasti bohong kan?," tanya Areta tak percaya.

"Ibu Areta cuma Ibu Ratih kan?," tanyanya lagi.

"Sayang, ini Mama," ujar Sandra memeluk Areta.

"Lepas!," ujar Areta melepaskan pelukan mereka.

"Tante jangan ngaku-ngaku deh,"

"Areta, mereka memang benar orang tua kamu,"

"Ibu bohong," ujar Areta menggelangkan kepala dengan mata berkaca-kaca.

"Ibu Areta cuma Ibu Ratih. Dan Areta nggak punya ayah," ujar Areta membuat sepasang suami istri itu terluka.

"Sayang, ini Mama sama Papa kamu," ujar Dirga.

"Nggak. Nggak mungkin," ujar Areta perlahan memundurkan langkahnya kemudian berlari keluar ruangan,

"Areta!," panggil Sandra.

"Biarkan saja Bu. Areta hanya butuh waktu sendiri," ujar Ratih.

"Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya?," tanya Sandra khawatir.

"Saya tau betul bagaiamana Areta. Dia bisa menjaga diri,"

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak mengembalikan Areta kepada kami jika dia masih hidup?," tanya Dirga mengungkapkan rasa penasarannya.

"Bapak dan Ibu masih ingat hari kecelakaan itu?," tanya Ratih yang diangguki keduanya.

Flash back on

"Anak Mama kenapa nangis?," tanya Sandra kepada Areta kecil. Waktu itu Areta masih berusia dua tahun.

"Ngantuk ya?," tanyanya lagi mengajak Areta berbicara. Ia menciumi Areta yang berada dalam gendongannya.

"Bentar lagi acaranya selesai kok. Sabar yaa," ujar Sandra membawa Areta ke tempat yang agak sepi. Mereka sedang menghadiri acara pernikahan sepupu Dirga di Bandung.

"Bu Sandra," panggil Ratih menggendong anak laki-laki yang satu tahun lebih tua dari Areta. Ratih adalah salah satu pengasuh anak yang bekerja sejak Areta lahir.

"Badan si Aden panas banget Bu," ujar Ratih menunjuk anak laki-laki yang terlihat lemas digendongannya.

Sandra mendekat dan mengecek suhu tubuh anak sulungnya yang ternyata memang panas.

"Kenapa Ma,?" tanya Dirga mendekat.

"Badan abang panas banget Pa,"

"Kita ke rumah sakit sekarang,"

ARETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang