Areta Zevania Putri.
Tak ada yang lebih membuatnya hancur selain harus berpisah dengan satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini. Perpisahan yang membuatnya tidak akan bisa bertemu dengan orang itu lagi.
Dalam setiap pertemuan memang akan ada p...
“Sini sayang.” panggil Dirga karena Areta malah berdiri mematung di sana.
“Iya Pa.” Areta tersenyum tipis sembari berjalan mendekati papanya.
Gadis itu memandang sepasang suami istri dan seorang gadis didepannya. Bisa Areta lihat, ada raut keterkejutan diwajah wanita dan gadis didepannya ini. Namun mereka langsung mengubah raut wajah mereka senormal mungkin.
"Areta Om." jawab Areta sambil mencium tangan pria itu. Dilanjut dengan mencium tangan wanita paruh baya yang duduk di sebelah pria tadi.
"Cantik ya." ujar wanita itu mengelus kepala Areta namun secepat mungkin Areta menghindar. Hal itu tak luput dari perhatian Raka yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Areta.
"Sini Dek." ujar Raka menepuk kursi di sampingnya.
Areta mengangguk kemudian duduk di sebelah Raka. Mereka duduk mengelilingi meja yang berbentuk lingkaran dimana posisi Areta diapit oleh Raka dan Sandra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini Om David sama Tante Andira. Dan itu Bella, anak mereka." jelas Dirga memperkenalkan. Padahal Areta sudah tahu.
Areta hanya tersenyum tipis menanggapinya. Jujur, ia tak nyaman berada di sini.
"Areta kelas berapa?" tanya Tante Andira ramah. Atau hanya pura-pura ramah? Jika kalian ingin tahu, dua wanita yang tadi Areta temui di restoran adalah Tante Andira dan Bella.
"Se-sebelas Tan." jawab Areta. Antara takut dan gugup.
"Wah, sama dong kayak anak Om." ujar Om David.
"Sekolah di mana?" tanyanya.
"Dia satu sekolah sama Bella Pa." ujar Bella.
"Berarti kalian udah saling kenal ya?" tanya Dirga.
"Iya Om." jawab Bella lagi sedangakan Areta hanya diam.
Tak lama, beberapa pelayan menyajikan hidangan makan malam mereka. Sembari makan, mereka mengobrol ringan. Hanya Areta yang terlihat diam.
Areta mengambil garpu dan pisau didepannya. Baru saja hendak memotong steak didepannya, Raka lebih dulu mengangkat piring Areta kemudian menyerahkan piring berisi steak miliknya yang sudah dipotong-potong.