29 - Rumah Sakit

1.6K 84 7
                                    

Vote comment nya jangan lupa yuk

Biar authornya lebih semangat nulis🤗

Selamat membaca💚




Areta mengerjap pelan saat merasakan usapan lembut di kepalanya. Mata gadis itu menyipit kala cahaya terang menyapa retinanya.

"Sayang." Sandra yang sedari tadi duduk di samping anaknya tersenyum lega melihat Areta membuka mata.

"Mama." gumam Areta. Gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan baru sadar jika ia berada di rumah sakit.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Sandra khawatir.

Areta menggeleng pelan. "Cuma pusing aja."

"Mau mama panggilin dokter?"

Areta menggeleng.

Ceklek!

Pintu kamar rawat Areta terbuka. Dirga masuk dengan beberapa kantong kresek ditangannya.

"Hei." sapa Dirga begitu melihat Areta sudah sadar. Pria itu segera mendekati Areta. "Apa yang dirasain? Pusing kepalanya?" tanyanya. Areta mengangguk.

"Apa lagi yang dirasain?"

"Cuma pusing aja."

"Papa panggilin dokter, ya?"

"Enggak usah, Pa." ujar Areta.

"Areta haus." ujarnya lagi. Dengan sigap Dirga mengambil air mineral yang baru dibelinya dan membantu Areta minum.

"Buat tiduran aja ya biar pusingnya hilang." ucap Sandra setelah Areta selesai minum. Gadis itu mengangguk lalu mencoba memejamkan matanya kembali.

Sekitar dua jam setelahnya, Raka datang bersama Rendi. Masih dengan mengenakan seragam lengkap dengan tas sekolahnya yang menandakan mereka langsung ke sini setelah pulang sekolah.

"Kenapa nggak pulang dulu sih?" tanya Sandra. "Minimal mandi dulu kek."

"Iya, bau tau." sambung Areta yang ternyata sudah bangun.

"Mana ada bau. Orang wangi gini." ujar Raka sambil mencium bau tubuhnya.

"Bau bau bau." ledek Areta sambil pura-pura menutup hidungnya.

"Sini cium sendiri biar percaya kalau nggak bau " Raka duduk disebelah Areta dan mengarahkan keteknya ke wajah gadis itu.

"Cium nih. Wangi kan?"

"Abang! Awas nggak!"

"Bilang dulu masih wangi."

"BAU!"

"Wangi."

"BAU!"

"Wangi."

"BAUUU!"

"Iyaa bau wangi kan?" tanya Raka sambil terkekeh.

"Abang sana iiihh. Nggak boleh deket-deket kalau belum mandi. Banyak virusnya." ujar Areta.

"Gitu?" Raka menatap Areta sebentar kemudian memeluk paksa gadis itu membuat Areta meronta meminta dilepaskan.

"Aaaa lepasin!!"

"Nggak mau."

Areta masih memberontak ingin dilepaskan. Namun saat ini tenaganya tak cukup kuat untuk melepaskan diri.

"Papa tolongin."

"Ka." tegur Dirga.

Melihat Dirga menatapnya datar, Raka segera melepaskan pelukannya. Areta sontak tersenyum puas.

ARETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang